05 July 2008

Relativitas Waktu

Jangan khawatir ini bukan pelajaran fisika walaupun sebenarnya gue emang senang fisika dan punya kompetensi untuk menulis tentang fisika (sok yakin lo). Jadi, ente ngga akan menemui rumus fisika di sini. Sebagai gantinya anda bisa belajar banyak tentang kehidupan sekaligus tentang fisika juga. Kok bisa ya ...

Gue sebenernya bukan orang yang percaya bahwa waktu itu bisa diputar ulang. Atau, waktu itu bisa dibalik sehingga kita bisa kembali ke masa lalu. Hanya orang penganut faham relativitas-nya Einstein sajalah yang percaya dengan hal itu. Tentu saja dilengkapi dengan rumusan matematis yang rumit en njlimet yang dapat mendukung teori tersebut.

Tapi, gue merasa gue seperti kembali ke masa lalu. Masa di mana gue senang menikmati kerasnya musik metal dari grup rock macam GNR, Metalica, dan sejenisnya. Masa di mana gue senang menonton film di bioskop. Masa di mana gue kerap menikmati kecantikan wanita (keliatan deh belang lo sekarang!).

Selama gue kuliah (seperti yang pernah gue tulis dalam Transformasi Lorentz) gue sempat menghapus semua memori tentang musik, nyanyian, dan film dari dalam hati dan otak gue. Tetapi, ternyata (gue baru sadar) memori itu ngga akan pernah terhapus secara permanen. Bisa jadi dia tertutup oleh memori lain tapi tetap ada dalam hati kita. Satu pemicu cukup untuk membuka kembali memori-memori tersebut.

Itulah yang gue alami saat ini. Saat di mana gue seolah-olah sedang kembali ke masa lalu. Gue merasa saat ini gue berada di masa lalu saat gue senang melakukan banyak hal. Lagu-lagu yang pernah gue denger dan gue sukai di masa lalu kini hadir kembali di hadapan gue. Orang-orang yang pernah ada di masa lalu kini seolah-olah hadir lagi di hadapan gue. Impian-impian yang pernah memenuhi khayalan gue, seolah olah hadir lagi saat ini. Gue jadi menikmati lagi saat itu. Ya, seolah-olah gue hidup di masa lalu.

Lalu ke mana ingatan gue saat kuliah? saat idealisme memuncak dan cita-cita ditetapkan. Apa karena gue belum berhasil mencapai cita-cita dan obsesi gue saat kuliah ya jadinya memori gue kembali ke masa lalu? Ah masa bodoh.

Relativitas waktu, percayakah anda pada realitas ini?

3 comments:

AryaNst said...

Bisa jadi dia tertutup oleh memori lain tapi tetap ada dalam hati kita.

Kalau kata Sherlock Holmes, "Orang bodoh memasukkan semua hal ke otaknya sehingga otaknya penuh oleh hal-hal yang gak penting. Ketika dia perlu sebuah hal yang penting, justru dia kesulitan mendapatkannya karena tertutup oleh hal-hal yang gak penting itu. Sebaliknya, orang bijaksana hanya memasukkan hal-hal yang perlu ke dalam otaknya, dan disusun sedemikian rupa di otaknya, sehingga dia tahu di mana harus mencari hal penting itu ketika diperlukan."

Begitulah, Mas, hehe...

Yudi said...

Sama, Bay! Gw juga mengalami transformasi. Namanya Transformasi Loreng. Soalnya gw waktu itu ketemu Mama Loreng.
Menurut gw liqo, tarbiyah, atau apa pun namanya adalah hal baik. Mencari ilmu itu hukumnya wajib. Di mana pun kita berada harus menuntut ilmu. Wajib mencari seorang guru. Kalau sudah merasa tidak perlu belajar, ya mengajar. Kalau gw pribadi sih belum mampu mengajar, makanya sampe sekarang gw masih belajar (baca: mengaji). Masih ngaji aja gw penuh kemaksiatan, kekerasan, kriminalitas, pembunuhan, dll... Apalagi gw gak ngaji... Bisa masuk neraka tar gw.... Hehehe
So, nikmatin aja transformasi mas Bayu. Selama itu nyaman dan tidak melanggar syariat agama, menurut gw ga masalah...

Rie said...

Loe punya mesin waktu Mas?
Kayak Doraemon aja...
Mau dong kapan-kapan dipinjemin...
wekekek...