Showing posts with label seputar keluarga. Show all posts
Showing posts with label seputar keluarga. Show all posts

24 May 2010

Nasi goreng buat Firdaus

"Ayah aku mau nasi goreng," kata Firdaus sore itu sambil menunjukkan satu sachet bumbu nasi goreng merek indofood. Ini artinya Firdaus minta dibuatkan nasi goreng. Firdaus emang doyan banget ama nasi goreng dan sore itu Firdaus sepertinya lagi pengen makan nasi goreng. Sore itu di rumah cuma ada ayah dan Firdaus. Kebetulan bunda dan Izzaty sedang pergi ke rumah etek dan menginap di sana.

Atas permintaan Firdaus itu, Ayah dengan senang hati menyanggupi untuk memasak nasi goreng. Kebetulan nasi goreng adalah salah satu menu yang bisa dibuat oleh ayah. Bukannya apa-apa, menurut ayah tidak susah memasak nasi goreng karena bumbunya udah ada. Bumbu nasi gorengnya memakai bumbu instan yang udah jadi. Jadi, ayah tinggal mencampur telur, bumbu, dan nasi untuk menjadikannya nasi goreng. Soal rasa ayah ga bisa menjamin. Ga terlalu buruk lah, buktinya Firdaus selalu minta dibuatin terus .. hehe.

"Saatnya mengeluarkan segenap kemampuan dan jurus memasak," kata ayah dalam hati dan dengan gembira. "Tunggu sebentar ya," kata ayah kepada Firdaus sambil menyiapkan bahan dan perlengkapan memasak.

Sementara Firdaus duduk di depan tivi menonton "kapten Tsubasa" ayah mulai beraksi di dapur. Ayah mulai memanaskan minyak goreng di atas kompor dan menyiapkan telur dan nasi di atas piring. Porsinya diperkirakan cukup untuk dua orang.



Setelah cukup panas, ayah memasukkan telur ke penggorengan dan mengaduknya sampai merata. Kemudian, ayah memasukkan bumbu nasi goreng dan mengaduknya bersama telur. Di sini api kompornya agak dikecilkan supaya telur tidak cepat gosong. Selanjutnya, barulah nasinya dimasukkan untuk dicampur dengan telur dan bumbu nasi gorengnya. Lalu diaduk sampai bumbunya merata ke seluruh nasi.





setelah dirasa cukup masak, api dimatikan dan nasi goreng sudah jadi. Ayah tinggal menyiapkan nasi goreng di piring. Nasi goreng pun siap dihidangkan.



Melihat nasi goreng yang diminta sudah siap, Firdaus dengan senang hati bersiap menyantapnya. Jangan tanya bagaimana rasanya, Firdaus akan dengan lahap menyantap nasi goreng itu.



Dan waktu magrib pun sudah tiba saatnya untuk solat magrib. Tapi sebelumnya ayah minta difoto dulu sama Firdaus .. hehe. cekrek ..

28 April 2010

Cukup

Sore itu Muthy kedatangan tamu. Adik kelasnya yang kebetulan sedang bersilaturahmi ke rumahnya. Mereka bercengkerama di teras rumah Muthy. Teras rumah Muthy terasa amat teduh dan sejuk sore itu yang diiringi dengan sapuan angin sore yang begitu lembut. Suasana ini begitu tenang setenang hati Muthy dan Kayla, adik kelasnya. Namun, tidak demikian dengan obrolan mereka yang begitu riuh rendah.

Namanya juga ibu-ibu kalo lagi ngobrol dan ngegosip ... seru abis deh. Ditambah lagi dengan tingkah polah bocah-bocah yang sedang bermain di halaman rumah. Suara deraian tawa Muthy diselingi dengan teriakan histeris bocah-bocah yang berlari kesana kemari. Begitu meriah suasana sore yang tenang itu.

"Wah .. mbak Muthy udah enak ya. Punya rumah sendiri. Anak-anaknya dah gede dan lucu-lucu," kata Kayla melihat suasana meriah di rumah Muthy.

"Alhamdulillah udah banyak diberi rizki dan kemudahan dari Allah. Makanya La, nikah donk. Menurut sunah nabi, menikahlah maka kamu akan kaya," kata Muthy menanggapi. "nah, cobalah mengikuti sunah nabi itu." lanjut Muthy.

"Saya sih sebenernya udah pengen mengamalkan sunah nabi itu tapi kok belum berjodoh ya," ujar Kayla. "Makanya saya silaturahmi ke tempat mbak, sekalian nanya-nanya, siapa tau ada udang di balik rempeyek .. he he he .. tau kan maksud saya Mbak," lanjut Kayla mulai mengutarakan maksud-maksudnya yang tersembunyi.

"yes yes I know what you mean," kata Muthy sambil mencoba cas cis cus beringgris ria walaupun masih belepotan. "dont worry be happy ... he he .. eh maksudnya mbak ngerti kok dik," lanjut Muthy.

"sebenarnya mbak punya beberapa kenalan ikhwan, eh kamu mencari yang ikhwan khan," kata Muthy mencoba lebih detil ke masalah yang lebih fokus lagi.

"Ya iya lah Mbak, masa mau sama akhwat ... emang saya cewe apaan ... he he he," kata Kayla. "Saya sih ngga usah muluk-muluk deh mbak asalkan cocok," lanjut Kayla lagi.

"Ha ha .. jadi kamu maunya sama ikhwan yang seperti apa," tanya Muthy kepada Kayla.

"Pertama, dia harus cowok tulen .. hihi .. alias ikhwan. dan ngga gokil .. he he," kata Kayla masih iseng dan bercanda. "Ok deh, saya ngga terlalu masalah sih yang penting cocok dan cukuplah," lanjut Kayla.

"Maksud saya cukup buat beli mobil, cukup buat beli rumah, cukup buat naek haji, he he he ... ada ga yah," kata Kayla sambil cengengesan. "Ga kok Mbak becanda .. tapi kalo ada mau banget tuh ... xixixi," masih dengan ekspresi Kayla yang tanpa beban tapi sedikit konyol.

"Ha ha ... kamu bisa aja. Mau nyari enaknya aja ya. Tapi, jangan khawatir, banyak kok ikhwan yang kayak gitu," kata Muthy sambil tertawa menanggapi guyonan adik kelasnya ini. "Cuma masalahnya ikhwan itu mau ga sama kamu .. he he he," lanjut Muthy.

"Lagipula kayaknya ikhwan yang kayak gitu udah ada yang punya deh .. seperti yayang Mbak," kembali Muthy meneruskan jawaban isengnya kepada Kayla.

"Walah .. bener juga ya Mbak," ujar Kayla sambil tersipu malu.

Derai tawa mereka berdua masih berlangsung sampai saat Kayla pamit untuk pulang. Muthy pun berjanji mencarikan jodoh untuk Kayla, sedangkan Kayla mencoba sabar untuk tetap menunggu keputusan Allah. Karena Kayla sadar keputusan Allah-lah yang terbaik buatnya.