05 March 2009

Seri Belajar Bisnis: Bisnis tanpa modal

Bisnis adalah kata yang ada di benak kita saat kita membayangkan mendapatkan penghasilan tanpa harus bekerja secara fulltime selama 8 jam x 5 hari seminggu di kantor. Kata bisnis menjadi kata yang ada di dalam benak saya belakangan ini sebagai salah satu alternatif jika sewaktu-waktu saya diputus kontrak kerja saya di kantor saya saat ini. Saya memang perlu was was dengan kondisi kerja saya saat ini dimana banyak dari teman-teman rekan kerja yang tidak diperpanjang lagi kontraknya.

Bisnis yang paling mungkin dilakukan (menurut saya) saat ini adalah bisnis berjualan kue. Beberapa waktu belakangan ini saya memang sedang menjalankan usaha kecil-kecilan (banget) berupa menerima pesanan kue dari teman-teman sekantor dan kenalan dekat. Awalnya usaha ini dijalankan istri saya yang kebetulan berprofesi sebagai guru di sebuah sekolah dasar.

Istri saya kebetulan kenal baik dengan seorang orang tua murid di sekolahnya yang hobi membuat kue. Orang tua murid ini berhasil berkreasi membuat kue yang belum ada di pasaran dan rasanya lezat. Istri saya mencoba menawarkan kue ini ke beberapa kenalannya dan ternyata mendapat respon yang baik. Sejak saat itu banyak kenalan dan teman istri saya yang memesan kue yang lezat itu dari istri saya. Dengan mengambil sedikit marjin keuntungan dari penjualan kue itu, istri saya mulai menjalankan usaha ini sampai sekarang. Ya lumayan lah labanya bisa buat beli jajan anak-anak.

Kue yang kami pasarkan memang kue jenis baru yang (sepengetahuan saya) belum ada di pasaran. Kue ini berupa kue coklat yang berlipis es krim, yang memang amat lezat di lidah. Tidak heran banyak kenalan atau teman yang mencoba kue ini berminat terhadap kue ini.

Saya sendiri sebenarnya ngga sengaja ikut menjual dan menerima pesanan kue ini. Saya sering membawa kue (kebetulan istri saya sering dapat jatah dari orang tua murid itu) ini ke kantor sebagai bakal sarapan atau snack dan sering juga membagi kepada sebagian rekan di kantor dan banyak yang berminat. Sekalian aja saya jadikan tester dan akhirnya ada yang memesan kue ini.

Belakangan ini, saya mulai kepikiran penjualan kue ini bisa saya jadikan sebuah bisnis yang dapat menghasilkan pendapatan yang lumayan. Apalagi bisnis ini bisa dijalankan tanpa modal uang sepeser pun, yang diperlukan cuma keberanian dan kejelian mencari pasar yang potensial.

Yang ada di benak saya adalah mencoba memasarkan kue di kantin-kantin sekolah atau kantor. Kue ini bisa saya jual satuan seharga Rp2000,00 s/d Rp2500,00 per buah dimana saya bisa mendapatkan marjin keuntungan sebesar Rp500,00 per buah. Jadi, saya perlu survei dan menawarkan ke kantin-kantin sekolah atau kantor untuk menitipkan menjualkan di kantinnya.

Dengan mencoba memasarkan 200 buah kue, bisa dihasilkan laba Rp100.000,00. Jumlah 200 kue saya ambil karena minimal kue yang dipesan 50 buah dan dengan 4 jenis atau variasi kue. Skema ini menurut saya pas dan dapat memberikan variasi produk kepada konsumen. Jadi, target harus terjual 200 kue per hari. Ini juga bisa diperinci menjadi 5 x 40 buah, maka diperlukan 5 kantin sebagai tempat menjual kue ini.

Jika skema ini berjalan, yaitu 200 buah kue terjual habis, maka per hari bisa didapatkan pendapatan Rp100.000,00 dan sebulan atau 20 hari kerja bisa diperoleh Rp2.000.000,00. Lumayan kan ...

Tentu saja operasionalnya tidak semudah hitung-hitungan di atas kertas. Pertama dan paling penting adalah kita perlu mencari dan survei kantin-kantin mana saja yang bisa diajak bekerja sama dan bisa dititipkan untuk menjual kue ini. Menurut perhitungan di atas diperlukan 5 kantin yang masing-masing kita jual 40 buah kue. Jika 5 kantin sudah bersedia diajak bekerja sama tinggal setiap hari kita mengantarkan kue ini ke setiap kantin tersebut. Dan, penghasilan bisa kita peroleh. Sederhana sih kelihatannya tapi belum tentu mudah dijalankan tentunya.

Dengan skema bisnis seperti ini, penghasilan 2 juta per bulan bisa diperoleh dengan waktu kerja yang sedikit. Waktu kerja kita cuma mengantarkan kue ke setiap kantin yang bisa dilakukan 3 atau 4 jam saja, bandingkan dengan kerja kantor yang 8 jam sehari dan dengan pendapatan yang tidak jauh berbeda bahkan lebih kecil. Memang pada awalnya bisa jadi diperlukan kerja ekstra untuk survei dan mencari kantin yang bisa diajak kerja sama, namun setelahnya begitu sederhana.

Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah masalah harga. Perlu dipikirkan harga yang pas dan sekaligus dapat menghasilkan laba. Diperlukan formulasi harga yang bisa menguntungkan semua pihak. Karena di sini terdapat tiga pihak yang terlibat, yaitu pembuat kue, pendistribusi (orang yang mengambil kue dari produsen), dan penjual langsung (kantin). Harga harus mencakup keuntungan dari ketiga pihak tersebut.

Tertarik dengan bisnis ini?

No comments: