23 June 2009

Kompetisi Inovasi Bidang Wireless Kembali Digelar

Indosat kembali meluncurkan Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2009, sebuah kompetisi inovasi di bidang Wireless. Dengan mengambil tema “Innovation, Research and Developing Entrepreneurship in Wireless Business”. IWIC 2009 menghadirkan kategori baru yaitu kompetisi Research and Development in Wireless Technology untuk perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kategori baru lainnya adalah Mobile Wireless Application yang merupakan pengembangan dari kategori sebelumnya.

Peluncuran IWIC 2009 sengaja diselenggarakan di Stasiun Bumi Indosat di Jatiluhur, Purwakarta, tempat inovasi Indosat dimulai sejak tahun 1967. Acara peluncuran dihadiri oleh Dirjen Postel yang diwakili oleh Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio Depkominfo, Tulus Rahardjo, dan Ketua BPPT yang diwakili Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Tatang A. Taufik oleh serta jajaran Direksi Indosat.

Kompetisi IWIC yang diselenggarakan untuk ke-4 kalinya ini bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai penasehat (advisor) program sekaligus anggota tim penilai, khususnya untuk kategori Research and Development Competition, dan Inkubator Industri dan Bisnis ITB sebagai mitra pengembangan kewirausahaan khususnya bagi kategori mobile wireless application. Kemitraan ini diharapkan dapat menambah value program IWIC dengan hasil kompetisi yang makin berkualitas.

“Program IWIC 2009 merupakan kelanjutan dari inisiatif Indosat untuk menjadi pelopor inovasi dengan membangun nilai dan semangat berinovasi dalam diri generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Lebih dari itu, program IWIC juga menjadi implementasi program tanggung jawab perusahaan dalam bidang pendidikan melalui payung INDONESIA BELAJAR,” demikian disampaikan Johnny Swandi Sjam, Direktur Utama Indosat.

Ajang IWIC 2009 ini diselenggarakan dalam 2 kategori, yaitu kategori Mobile Wireless Application dan Research and Development in Wireless Technology. Mobile Wireless Application ditujukan bagi perorangan atau individu, mahasiswa dan masyarakat umum dengan beberapa sub kategori :
a. Business and Commerce, aplikasi yang terkait langsung dengan lingkup bisnis dan komersial, seperti: aplikasi dalam mobile advertising, mobile tracking and navigation, mobile payment, dll
b. Social Networking, aplikasi yang terkait dengan aktifitas jaringan sosial, misalkan pengembangan dari aplikasi jaringan sosial yang telah ada (advance social networking, instant messaging, etc)
c. Learning and Education, aplikasi yang terkait aktifitas pendidikan, seperti: aplikasi untuk mobile learning, dll.

Para nominator nantinya akan berkesempatan untuk mengikuti program inkubasi kewirausahaan di bidang wireless yang bekerjasama dengan pihak Inkubator Industri dan Bisnis ITB.

Sedangkan di kategori kedua, yaitu Research and Development for Wireless Technology, para peserta harus membuat konsep atau proposal lengkap mulai dari metodologi hingga rencana pengembangan yang akan diimplementasikan terkait teknologi wireless. Kategori ini ditujukan bagi kelompok (maksimum beranggotakan 3 orang) yang terdiri dari dosen dan/atau mahasiswa S1/S2/S3 yang mewakili universitas atau perguruan tinggi

Selain kategori-kategori di atas, terdapat beberapa persyaratan lain bagi peserta, yaitu karya yang dihasilkan dapat dijalankan atau diaplikasikan di berbagai platform, karya harus original, unik, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain sebelumnya, serta karya yang terpilih menjadi pemenang, akan direview oleh Indosat, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai fitur yang akan dikomersialkan Indosat dan akan dilakukan negosiasi terpisah.

Peserta yang berminat mengikuti kompetisi ini dapat menyerahkan langsung karyanya ke Galeri Indosat di seluruh Indonesia, mengirimkan via email ke iwic2009@indosat.com, via pos yang ditujukan ke alamat Public Relations Indosat – IWIC 2009, di Gd. Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat no. 21, Jakarta 10110 ataupun melalui website Indosat di www.i-wirelessinnovation.com yang akan di re-route ke www.iwic.kongkoow.com, dimana web site ini dikelola bersama dengan IM2 (Indosat Mega Media) . Peserta cukup melampirkan data diri (nama, alamat, No. HP produk Indosat/Telpon, tingkat pendidikan, nama perguruan tinggi/universitas), foto copy identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Kartu Pengenal lainnya) serta karya tulis/konsep yang akan dilombakan (prototype dibuat setelah peserta terpilih menjadi finalis).

Indosat telah mempersiapkan berbagai apresiasi bagi karya inovatif ini, yaitu hadiah total ratusan juta rupiah beserta perangkat gadget paling mutakhir untuk kategori Mobile Wireless Application. Sedangkan bagi para pemenang Research and Development in Wireless Technology akan mendapatkan Dana Riset senilai total 500 juta rupiah.

Untuk memberikan wadah berkomunikasi sekaligus menjadi pusat informasi tentang berbagai hal terkait program IWIC, peserta dapat mengunjungi portal IWIC dengan alamat: www.i-wirelessinnovation.com, FaceBook Group di Indosat Wireless Innovation Contest – Internet & Technology Mobile serta www.indosat.com/iwic.

sumber: http://ads2.kompas.com/layer/blackberrycorner/news.php?id=7

18 June 2009

Kampanye = obral janji, adakah alternatif lain?

Kalau kita memperhatikan materi kampanye dari setiap capres, hanya ada satu kesimpulan: kampanye = obral janji. Baik yang saat ini sedang berkuasa maupun yang berusaha ingin berkuasa, semua mengklaim dan berjanji untuk memenuhi kemauan rakyat. Saya percaya janji-janji ini hanya omong kosong dan hanya retorika semata. Ketika isu kerakyatan menjadi bahasan dan tema popular yang harus menjadi bagian dari kepemimpinannya kelak, semua calon pun berusaha dan mengklaim bahwa mereka adalah yang paling berhak menyandang gelar kerakyatan, entah itu ekonomi kerakyatan atau bekerja untuk rakyat.

Buat saya, masa kampanye adalah saat untuk tidak mempercayai semua yang disampaikan dan dijanjikan oleh setiap calon. Karena retorika mudah dibuat dan mudah juga diabaikan atau dilupakan.

Kampanye semacam ini memang wajar dalam rangka menumbuhkan citra positif di mata rakyat. Namun, apakah kita memilih untuk sebuah citra semata? Bukankah kita memilih pemimpin yang dapat membawa kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat?

Melihat kampanye yang demikian yang amat jauh berbeda dengan realitas, saya berpikir untuk memberikan alternatif bentuk kampanye yang lain. Jika selama ini kampanye dilakukan hanya sekedar menampilkan image dan citra yang baik (namun 100 persen menipu!!), mengapa tidak dibuat semacam penilaian kinerja berbasis project. Jika seorang pimpinan lembaga negara (misalnya Pertamina, PLN, gubernur BI) dipilih melalui tes kelayakan, mengapa tidak dilakukan juga terhadap capres-cawapres? Capres merupakan posisi yang sangat strategis, sudah sepantasnya dipilih dari mereka-mereka yang memang memiliki kapabilitas yang sesuai.

Jika seorang sarjana, master, dan doktor perlu melalui serangkaian project dan comprehensive test, maka seorang calon pemimpin eksekutif negara sangat perlu dipilih setelah melalui serangkaian test yang benar-benar akan memperlihatkan kualitas dan kapabilitasnya dalam memimpin negara.

Debat atau penyampaian visi-misi menurut saya juga kurang efektif untuk menilai kualitas calon karena debat masih berbasis retorika yang bersifat relatif sehingga belum dapat menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Hanya dengan penilaian berbasis project dan kinerja, kita dapat menilai secara objektif.

Kata-kata sangat mudah diucapkan. Janji janji sangat mudah dibuat dan ditetapkan. Namun, apa yang bisa kita dan seluruh rakyat tuntut atas semua kata-kata dan janji-janji yang sudah diucapkan tersebut?

Mungkin inilah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi, yang didasarkan pada suara terbanyak. Semestinya seorang pemimpin dipilih tidak hanya didasarkan pada dukungan massa yang besar saja, namun dengan didasarkan pada kualitas dan kapabilitasnya untuk menjadi pemimpin. Dengan sistem demokrasi, seseorang dengan kualitas dan kapabilitas yang baik tidak bisa menjadi pemimpin karena tidak didukung oleh suara yang banyak. Sebaliknya, orang dapat berpeluang besar menjadi pemimpin karena mendapat dukungan yang besar meskipun kualitas dan kapabilitasnya masih perlu dipertanyakan.

Maka penilaian dan ujian berbasis project diperlukan untuk menilai dan menunjukkan kapabilitas dari calon pemimpin negara.

09 June 2009

Firdaus Belajar Membaca



tidak terasa Firdaus sekarang udah mau masuk sekolah SD. setelah dua tahun bermain dan belajar di taman kanak-kanak, sekarang waktunya Firdaus masuk SD. sudah banyak yang bisa dilakukan Firdaus sejauh ini, alhamdulillah. walaupun Firdaus masih harus banyak belajar lagi, dan tentunya kami sebagai orangtuanya bertanggung jawab untuk membimbingnya dalam belajar. dan, yang lebih penting lagi adalah menyiapkan Firdaus menjadi manusia yang mampu dan akan terus menerus belajar dari kehidupan ini.

belajar tentu saja tidak hanya dipahami sebagai belajar secara formal di sekolah saja. belajar dalam makna yang lebih luas tentu meliputi semua aspek kehidupan dari segi keilmuan atau pengetahuan sampai aspek amalan dan praktik dari pengetahuan yang telah didapat. dalam istilah pendidikannya, belajar meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif, dan psikomotorik (kebetulan aja abis baca dan ngedit buku tentang teori pendidikan jadi baru ngeh istilah-istilah ini ...).

calistung atau baca, tulis, dan berhitung (istilah ini juga udah lama saya denger dan baca tapi baru paham artinya belakangan ini ...) adalah kemampuan dasar yang mesti dimiliki oleh anak seusia Firdaus yang akan memasuki SD. Firdaus sendiri senang sekali membaca buku maksudnya melihat-lihat gambar di dalam buku. ini sudah dilakukan dan sengaja kami kenalkan kepada Firdaus sejak dini.



kami sengaja menyediakan banyak buku bergambar untuk Firdaus dan adiknya Izzaty supaya mereka terdorong untuk belajar membaca sejak dini. pada awalnya mereka bisa jadi hanya tertarik dengan gambar-gambar yang ada di buku tersebut. namun lama kelamaan mereka juga mulai tertarik untuk berusaha menceritakan gambar berdasarkan bahasa mereka. dan akhirnya kami berharap mereka akan berusaha membaca isi dari buku tersebut. tentu sesuai dengan perkembangan mereka.

Saat ini Firdaus sudah bisa membaca walaupun masih belum lancar benar. yang lebih penting adalah motivasi dan kemauan Firdaus untuk berusaha membaca tulisan-tulisan yang ada di buku. Melihat abangnya membaca, sang adik pun tidak mau kalah. Izzaty juga mencoba membuka dan membolak-balik buku yang kami miliki. Firdaus sangat senang membaca buku tentang dinosaurus dan tidak sungkan untuk menceritakannya kepada orang lain. dengan bahasanya sendiri tentunya.

detikcom : Hidayat Tak Masuk Timses

title : Hidayat Tak Masuk Timses
summary : Setidaknya ada 243 nama yang terdaftar dalam susunan struktur jurkamnas pasangan SBY-Beodiono. Semua jajaran elite partai baik yang menjabat menteri atau pimpinan lembaga tinggi negara masuk dalam struktur ini kecuali elite PKS, Hidayat Nur Wahid. Ada apa? (read more)