23 June 2008

Saatnya Inovasi Wireless-mu bikin hidup lebih seru!

Ini informasi penting buat kamu yang hobi membuat aplikasi dan inovasi wireless dan mobile.

IWIC 2008

Saatnya Inovasi Wireless-mu bikin hidup lebih seru!


Bersiap untuk kembali ikut Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2008
dan menangkan banyak Hadiahnya :

* Total Ratusan Juta Rupiah
* Perangkat Gadget
* Studi Wisata
* Pelatihan IT
* Perangkat Komputer
* Indosat 3.5G Broadband dll


KATEGORI
IWIC For All-untuk mahasiswa/umum

1. Pengembangan software Aplikasi Solusi berbasis wireless “Fun & Easy”
Kompetisi pengembangan software aplikasi solusi yang inovatif di perangkat wireless yang dapat memudahkan aktifitas sehari-hari dan dapat dipergunakan diberbagai media mobile (handphone, BlackBerry, pocket PC, personal data assistant, dll).

2. Wireless Innovation Beyond
Kompetisi karya tulis tentang ide-ide inovasi berbasis wireless yang akan menjadi trend di masa mendatang.

IWIC for School-untuk SMU
Kompetisi antar sekolah (SMU/MAN/setingkat) dalam berinovasi memanfaatkan teknologi wireless broadband untuk meningkatkan produktifitas belajar-mengajar.


KRITERIA

* Dapat diwujudkan dalam bentuk prototype jika maju ke grand final (bagi IWIC for ALL) sedangkan untuk kategori “Wireless Innovation Beyond” cukup mengirimkan karya tulis.
* Memiliki kreativitas dalam pemanfaatan wireless broadband yang menunjang aktifitas belajar-mengajar (bagi IWIC for School)


PENDAFTARAN

* Konsep/Proposal dibuat dalam bentuk karya tulis (6-8 lembar A4) dan kirim ke Galeri Indosat terdekat atau email ke iwic2008@indosat.com
* Sertakan data diri (nama, alamat, nomor hp produk Indosat, tingkat pendidikan), foto copy KTP, SIM, Kartu Pelajar/Mahasiswa (Khusus IWIC for All) dan data sekolah beserta nomor telepon yang dapat dihubungi (Khusus IWIC for School).
* Konsep/ Proposal diterima selambatnya 10 Oktober 2008.

Diskusi dan lebih lengkap tentang Inovasi Wireless, klik di sini…

03 June 2008

What a man say about woman?

Tulisan ini terinspirasi dari tulisan di salah satu blog yang pernah saya baca. Blog tersebut dibuat oleh seorang wanita, single parent, seorang ibu dari seorang putri. Ada tulisan yang menggelitik saya sebagai seorang lelaki sekaligus seorang suami dari seorang istri. Di sini dia mengatakan sebaik-baik wanita adalah wanita karir yang mandiri dan memiliki penghasilan sendiri.

Saya sendiri bukan tipe suami yang mengharuskan istri saya selalu siap menemani dan melayani saya kapan pun saya mau. Saya juga mengijinkan istri saya bekerja tetapi tidak memandang remeh wanita yang memilih untuk fokus mengurus suami dan keluarganya. Bagi saya setiap wanita atau istri mempunyai hak untuk menentukan pilihannya apakah mau bekerja atau ingin fokus mengurus anak-anak sebagai ibu rumah tangga. Tentu saja setiap pilihan memiliki konsekuensi sehingga mereka harus siap dengan konsekuensi itu.

Sebagai gambaran dari perasaan saya terhadap wanita, di sini saya ceritakan bagaimana saya memandang istri saya sebagai wanita dengan seabreg aktivitas dan ibu dari anak-anaknya.

I called my wife as wonder woman or super women. Alasannya, dengan seabreg kegiatannya dari pagi sampe malem dan dari ahad sampe sabtu yang seolah tanpa henti, dia tetap bisa menemani anak-anak dan istrinya di saat kami membutuhkan. Memang sih saya terkadang harus bikin mie sendiri buat saya atau anak saya, tetapi hal ini bukan masalah buat saya. Saya tidak menganggap istri saya durhaka atau tidak taat kepada suami di saat dia alpa atau lupa untuk melayani keperluan saya.

Dia lebih dikenal di lingkungan rumah kami karena sikapnya yang fleksibel dan punya rasa sosial yang tinggi. Memang sih karena profesinya sebagai guru dan mengajar di sekolah yang dekat dengan rumah kami, hal ini menjadi mudah dan mendukung baginya. Hal ini sebenarnya agak ironis mengingat dia selalu berpakaian yang tertutup dengan jilbab panjang dan baju gamisnya. Namun, ini bukan halangan baginya untuk bersikap terbuka kepada semua orang baik laki-laki maupun perempuan.

Selain bekerja sebagai guru yang secara full selama lima hari, dia juga punya aktivitas sosial bersama rekan-rekannya di sebuah yayasan. Mereka sering mengadakan acara setidaknya dalam seminggu selalu berkumpul. Tidak jarang dia harus pulang malam atau harus merelakan hari sabtu dan minggu untuk mengikuti kegiatan sosial atau kegiatan dari sekolahnya.

Bahkan enam bulan terakhir ini dia harus mengikuti kuliah di hari sabtu dan minggu untuk melengkapi syarat menjadi guru. Lengkap sudahlah kesibukannya selama seminggu penuh.

Untung saja dia juga memiliki ibu yang menurut saya bisa juga dijuluki super woman. Dialah yang selama ini menjadi dewa penyelamat kami jungkir balik mengurus anak-anak kami.

Bukan masalah buat saya ketika saya harus menyiapkan makanan dan minuman sendiri di kala istri saya sibuk dengan pekerjaannya sebagai guru yang akan menyiapkan generasi penerus bangsa yang tangguh. Tidak pantas buat saya untuk merasa kesepian ketika istri saya kecapekan setelah seharian sibuk dengan aktivitas sosialnya bagi masyarakat. Justru saya merasa kagum dan beruntung memiliki wanita pendamping seperti dia

Saya sangat kagum pada wanita yang satu ini yang telah enam tahun ini menemani saya, ya dialah istri saya. Menurut saya dialah wanita ideal dambaan setiap pria. Tidak semua pria memandang wanita dari segi fisik semata tetapi kecantikan hati atau inner beauty itulah sebaik-baik nilai seorang wanita.

Be a strong and super woman like her!

Obrolan kecil di pagi hari

Tidak seperti biasanya, pagi ini gue berangkat ke kantor agak pagi. Pagi ini ngga ada makanan yang bisa gue bawa ke kantor buat makan siang. Biasanya istri gue nyiapin makan siang buat gue bawa ke kantor. Tapi, berhubung pagi ini ngga ada makanan yang bisa dibawa, istri gue ngga nyiapin makan siang.

Karena ngga bawa makan siang, gue pengen beli nasi uduk buat makan siang. Nasi uduk ini menurut gue agak spesial karena gue belum pernah ngerasaan nasi uduk yang enak dibandingkan nasi uduk ini. Penjual nasi uduk ini berjualan di dekat rumah gue satu arah menuju tempat gue nungguin angkot.

Pagi ini iseng-iseng kami bertanya kepada ibu penjual nasi uduk saat dia sedang menyiapkan nasi uduk yang kami pesan. "Bu, jam berapa mulai masak untuk nyiapin nasi uduk ini?" tanya kami. Ibu penjual nasi uduk itu menjawab dengan santai dan tanpa beban, "Saya mah bangun jam 3 pagi dan mulai masak nasi uduk. Sambil mencuci baju dan menyetrika saya juga menggoreng tempe dan bakwan." Dan, pagi itu seperti biasa semua hidangan sarapan pagi telah siap sedia.

Kami agak terkejut dan langsung terkagum-kagum dalam hati. Ternyata tidak mudah dan butuh perjuangan yang keras ya, menjalani hidup seperti ini. Bayangkan, ibu itu sudah memulai hari-harinya semenjak jam 3 pagi untuk berusaha mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan berjualan nasi uduk. Jam 3 pagi di saat banyak orang masih terbuai oleh mimpi-mimpinya, ada orang-orang "hebat" yang telah memulai perjuangannya menjalani kehidupan yang keras. Tapi, itu belum seberapa ...

Belum hilang rasa terkejut dan rasa kagum kami, kami lanjut bertanya, "Wah, pagi-pagi sudah sibuk, ya. Trus habis jualan ini, ibu baru bisa istirahat dong?" Tetap dengan ekspresi yang santai ibu itu menjawab lagi, "Setelah berjualan nasi uduk ini, Saya pergi ke pondok (maksudnya perumahan pondok sukma jaya) untuk mencuci." Awalnya kami belum paham maksud kata-kata ibu ini, tapi kami langsung ngeh, oh ternyata ibu itu juga menjadi pembantu rumah tangga di salah satu rumah di Perumahan Pondok itu. Dia membantu tuan rumah mencuci dan menyetrika pakaian mereka. Kami benar-benar kagum dengan apa yang baru saja kami dengar tadi.

Seorang ibu yang benar-benar menunjukkan kepada kami betapa hidup itu adalah suatu perjuangan tanpa henti dan tanpa kenal lelah. Kami membayangkan seorang perempuan yang telah bangun jam 3 pagi untuk menyiapkan dagangannya berupa nasi uduk dan pernik-perniknya. Kemudian di siang harinya dia harus menjalani tugasnya untuk mencuci dan menyetrika pakaian di rumah majikannya. Entah jam berapa dia memiliki waktu untuk dirinya, waktu untuk beristirahat. Karena mungkin di sore harinya dia harus menyiapkan bahan-bahan untuk nasi uduknya di pagi hari. Demikianlah setiap hari dia menjalani kehidupannya yang keras tanpa putus asa dan tanpa kenal lelah. Dan kami tidak mendapati sedikit pun kesusahan dan kesedihan dalam wajahnya yang selalu ramah melayani pelanggannya termasuk kami. Sungguh suatu pelajaran berharga di pagi hari ini.

Yang kami tahu, ibu itu selalu siap melayani pelanggannya setiap pagi. Pelanggan yang tidak sabar ingin mengisi pagi harinya dengan sarapan yang nikmat. Yang kami tahu, banyak pelanggannya tidak sabar menunggu datangnya pagi hari, waktu di mana mereka dengan setia datang membeli nasi uduknya yang spesial.

Setelah saya membayar nasi uduk itu, saya melanjutkan perjalanan saya ke kantor. Dalam hati saya bersyukur bahwa obrolan kecil di pagi hari ini telah membuka mata saya bahwa banyak pejuang-pejuang hidup yang dengan segenap kemampuannya menjalani kehidupannya tanpa kenal lelah. sekarang bandingkan dengan diri kita yang telah banyak mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidup ini, masih saja kita mengeluh dan tidak bersyukur dengan kemudahan-kemudahan itu. Saya jadi malu sendiri.

Saya yakin masih banyak perempuan-perempuan "super" yang lain. Yang tidak tunduk dan pasrah pada kelemahan dan kenyataan hidup yang harus mereka jalani. Sesungguhnya merekalah para pahlawan. Merekalah para pejuang hidup yang dengan gagah berani menghadapi kenyataan hidup tanpa kenal lelah dan pantang menyerah.

Sudahkah kita mensyukuri nikmat-nikmat yang kita dapatkan?