27 February 2009

Partai Komunis Sejahtera, Apakah Black Champaign?

Hari ini kebetulan liat berita di detik.com tentang partai komunis sejahtera. Beritanya saya kutip di bawah ini atau bisa baca langsung melalui link di bawah ini.

http://pemilu.detiknews.com/read/2009/02/27/074855/1091352/700/partai-komunis-sejahtera-yang-mengejutkan

Apakah ini bisa digolongkan sebagai black campaign? atau sekedar iseng aja.



Jakarta - Lambang ini memang bisa membuat orang marah. Terutama bagi kader dan simpatisan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Lambang yang sangat mirip dengan lambang PKS, parpol peserta Pemilu nomor urut 8. Yang mengejutkan, lambang ini bertuliskan Partai Komunis Sejahtera, yang bila disingkat juga PKS.

Entah apa maksud si pembuat lambang ini. Apakah memang dia ingin menyerang dan menyerukan black campaign terhadap PKS?

Sebab, semakin mendekati hari H Pemilu 2009, serangan demi serangan selalu bermunculan dari berbagai sudut untuk mendiskreditkan parpol tertentu, termasuk PKS. Serangan paling gencar adalah serangan melalui jalur maya. Apalagi PKS sering diplesetkan dengan berbagai nama yang mencemarkan.

Apakah nama Partai Komunis Sejahtera juga dimaksudkan untuk memplesetkan PKS yang sesungguhnya? Tanyakan saja pada Muhammad Amin, pembuat dan pemilik lambang ini. Dia menampilkan lambang ini di foto profil facebooknya. Lambang ini pun disebar ke berbagai facebook sejumlah tokoh di Indonesia.

Siapa Muhammad Amin? Entahlah. Namun, dari facebooknya, dia terkesan sebagai orang yang gampang menggunakan istilah rakyat. Website atau blog Muhammad Amin selalu terdapat tulisan rakyat.

Apakah dia orang berhaluan komunis? Sulit menuduh dia begitu, meski dia mungkin punya maksud tertentu untuk membuat lambang seperti itu. Faktor iseng bisa saja hinggap pada diri Amin.

Lambang yang dibuat Amin ini terkesan menjiplak dan memodifikasi lambang PKS, parpol pimpinan Tifatul Sembiring. Dua bulan kembar emas diganti dengan dua palu arit kembar emas. Gambar padi di bagian tengah dibiarkan seperti lambang asli PKS. Kotak warna hitam mirip Kakbah juga dibiarkan sama.

Terlihat ada rona kekhawatiran pada diri pembuat lambang dua palu arit kembar ini. Indikasi ini terlihat dari keterangan profil di facebook Muhammad Amin: "Diblok 12 Jam.. ha ha..(kayaknya ada yang nglaporin.. smoga tidak)." ( asy / asy )

18 February 2009

Once Upon A Time

"Jangan lupa akh nanti sore ada rapat kammi di watu gilang .."

"Antum siang ini ada agenda ngisi kajian di SMA Kepanjen kan .. jangan lupa ya .."

Kalimat-kalimat itu kembali terngiang-ngiang di telinga ana eh saya. Kata-kata yang dulu menjadi keseharian saya namun tidak pernah lagi saya dengar saat ini. Ingatan saya menerawang kembali ke masa itu (gue lagi menjalani perjalanan waktu nih kembali ke masa lalu ... kayak teori relativitas Einstein aja). Masa di mana waktu saya dihabiskan untuk berdakwah dan mensyiarkan Islam. Waktu dimana saya tidak pernah memikirkan hal-hal selain dakwah Islam. Masa yang tidak lagi saya jalani saat ini.

Masa itu bisa jadi merupakan masa-masa terbaik dan terindah dalam hidup saya. Masa dimana saya merasakan nilai kehidupan yang hakiki. Periode dimana saya merasa memiliki dan menjadi "sesuatu", menjadi bagian dari masyarakat dan berjuang untuk ummmat. Hidup di dalam jamaah bersama-sama dengan orang-orang yang memiliki idealisme dan cita-cita yang sama: menjadikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Di masa itu, saya memang sedang on fire, seorang pemuda dengan idealisme tinggi. Berbagai amanah dibebankan di pundak saya saat itu. Aktif di kepartaian (waktu itu partai keadilan PK), KAMMI (kesatuan aksi mahasiswa muslim Indonesia), forkalam, dan forsimaja (forum silaturahmi mahasiswa jakarta) adalah sebagian aktivitas yang saya jalani sehari-hari. Saya masih ingat satu hari saya harus rapat sebanyak lima kali pagi siang sore malam. saking padatnya aktivitas yang saya lakukan. Sehari-hari diisi dengan berbagai aktivitas semacam itu: mengisi kajian, rapat kegiatan atau evaluasi, mengikuti kajian Islam, dan sederet aktivitas lainnya. Dengan kondisi semacam ini saya tidak protes kalau ada yang menyebut saya Ikhwan (ya iya lah masa disebut akhwat sih).

Saya tidak pernah bisa melupakan masa-masa itu, masa yang sudah tidak pernah lagi saya alami saat ini. Saya hanya bisa tersenyum kecut saat ini ketika mengingat masa indah itu karena kehidupan saya sekarang begitu berbeda dengan apa yang pernah saya jalani dan pernah menjadi cita-cita saya dulu: menjadi dai yang bekerja dan berjuang untuk Islam.

Ada rasa bersalah dalam hati saya, saat melihat teman-teman seperjuangan saya yang begitu gigih dan keras berjuang untuk memperjuangkan kemenangan Islam melalui wadah partai (PKS), sementara saya masih saja disibukkan dengan urusan pribadi, keluarga, dan urusan ngga penting lainnya. Ada perasaan malu melihat semangat kader-kader (dimana saya pernah menjadi bagian darinya) yang tetap kokoh dalam tekad dan prinsip perjuangannya. Mana idealisme yang pernah antum yakini itu? Mana cita-cita dan obsesi yang pernah menjadi bagian dari prinsip antum dulu? Demikianlah kata-kata yang sering terlintas dalam pikiran saya.

Hari ini kerinduan atas aktivitas masa lalu itu mendorong saya untuk search dengan kata kunci "pks Malang". Begitu inginnya saya mengetahui kondisi sahabat seperjuangan saya dulu. Sampailah saya pada kenyataan yang begitu menyesakkan hati. Melalui salah satu situs blog, saya membaca "kepergian" salah satu kader yang juga teman seperjuangan saya dulu saat saya menjalani aktivitas di Malang.

lebih detailnya bisa dibaca berikut ini.

http://pks-world.blogspot.com/2008/12/berpulang-ketika-istri-melahirkan.html

http://pksmalang.wordpress.com/2008/12/21/telah-berpulang/

Saya begitu tersentak membaca kabar itu. Kabar telah meninggalnya salah satu kader dakwah yang juga saya kenal dan pernah bersama-sama beraktivitas dalam dakwah. Dahulu saya pernah bareng-bareng main bola dan kemping bersama. Saat terakhir, beliau sedang dicalonkan sebagai caleg PKS untuk kabupaten Malang. Saya hanya bisa berdoa semoga beliau mendapatkan tempat yang baik di sisi-Nya.

Sebagai ungkapan rasa cinta saya yang dalam kepada PKS dan tarbiyah yang telah memberikan dan mengajarkan kepada saya arti kehidupan yang hakiki, saya memasang gambar PKS di situs ini. Meskipun kecil yang saya lakukan ini semoga ini bisa menjadi ungkapan cinta dan bahwa PKS selalu ada di dalam hati saya. Semoga saya dapat kembali mendapat semangat untuk menjalani kehidupan dan masa terbaik saya seperti yang pernah saya rasakan dulu.

05 February 2009

Caleg PKS: Berita yang terlalu dibesar-besarkan

Hari ini, berita tentang caleg PKS yang kedapatan sedang berada di sebuah panti pijat menjadi headline berita di hampir semua media online. Detik.com dan Kompas.com adalah dua media on-line terkemuka yang menjadikan berita tentang caleg PKS sebagai headline beritanya. Satu pertanyaan yang mengemuka atas kondisi ini, mengapa pemberitaan ini seolah-olah adalah sebuah berita besar? Mengapa ketika PKS yang melakukan sebuah kesalahan kecil, orang melihatnya sebagai dosa besar yang tidak dapat diampuni? Tidakkah mereka (orang-orang) melihat bagaimana anggota legislatif dari partai lain yang korup sebagai bahan berita yang lebih besar?

Saya menganggap pemberitaan tentang caleg PKS ini terlalu berlebihan dan terkesan menjadi berita besar hanya karena sang caleg adalah caleg dari sebuah partai PKS yang selama ini dikenal sebagai partai yang bersih dan tidak punya cacat politik. Saya menduga ini dijadikan sarana bagi partai lain (musuh politik) untuk menjatuhkan citra PKS di mata publik. Bayangkan, caleg (ini baru caleg lho belum menjadi anggota legislatif) di daerah telah menjadi berita nasional yang diekspos secara besar-besaran. Terlihat sekali kesan untuk menjadikan berita ini menjadi berita nasional yang harus dilihat oleh semua orang bahkan dunia.

Kesan yang sangat terlihat yang seolah-olah ingin menunjukkan kepada semua orang kepada dunia bahwa "nih lihat caleg PKS main ke panti pijat ... katanya PKS bersih, menjunjung moral, anti maksiat, mana buktinya?" Seakan-akan orang ingin menunjukkan bahwa PKS aja yang bersih bisa terlibat dalam praktik yang menyerempet maksiat.

Saya sendiri sangat menyayangkan kejadian ini, caleg PKS dapat terjerumus dalam hal-hal yang melanggar moral, tapi ya ngga usah dibesar-besarkan seperti inilah. Saya setuju sangsi harus dijatuhkan kepada caleg tersebut, tapi kalo kejadian ini diekspos secara besar-besaran ya ngga fair lah. Apakah mereka lupa bahwa siapa anggota lepislatif yang paling banyak terlibat kasus korupsi dan kejahatan-kejahatan lain? coba lihat prestasi anggota legislatif berikut ini: Yahya Zaini yang terlibat affair dengan Maria Eva, Max Moein yang dilaporkan oleh sekretarisnya karena pelecehan seksual, Amin Nasution suaminya penyanyi Kristina yang terlibat korupsi, Hamka Yamdu tersandung kasus BI, dan banyak lagi yang lain, yang kalo dikumpulkan bikin enek orang yang membacanya. Siapa dan dari partai mana para pelaku kejahatan ini?

Coba bayangkan kasus ini, pada pemilihan ketua DPRD di suatu kota terdapat dua kubu, PKS dan bukan PKS yang merupakan gabungan partai-partai lain. Ketika ketua DPRD yang terpilih bukan dari PKS, anggota DPRD yang bukan PKS seluruhnya sujud syukur dan membatalkan puasa (padahal saat itu sedang puasa ramadan. Bagaimana moral anggota legislatif semacam ini? Moral yang bejat dan trik-trik murahan sering ditunjukkan oleh anggota legislatif yang bukan dari PKS. Mengapa ini tidak diekspos?

Apakah orang-orang PKS adalah orang-orang bersih yang harus bebas dari dosa? Malaikat kali kalo ngga punya dosa. Saya bukannya membela sang caleg PKS yang memang telah berbuat kesalahan tetapi kalau kemudian menganggap kesalahan ini sebagai sesuatu yang sangat besar itu yang saya anggap ngga wajar.

Kalau kemudian orang menjadikan hal ini sebagai alat untuk menjatuhkan citra PKS, ini adalah cara yang sangat konyol dan tidak elegan. Karena lebih banyak alasan untuk mencari kesalahan partai-partai lain ketimbang menjadikan isu ini untuk menjatuhkan citra PKS.

Sekarang coba pikirkan dengan hati yang jernih, partai mana yang secara nyata menentang ketidakadilan seperti ketidakadilan agresi Israel terhadap Palestina? Partai mana yang melalui ormasnya langsung terjun dalam menanggulangi musibah yang terjadi di Indonesia? Partai mana yang dengan berpihak kepada rakyat yang dengan suka rela mengembalikan dana tidak jelas di dewan kepada pemerintah?

Saya yakin isu ini tidak akan berpengaruh banyak terhadap citra PKS di masyarakat karena masyarakat sudah tahu siapa sebenarnya yang harus dicap sebagai partai yang busuk. Masyarakat sudah tahu partai mana atau politisi mana yang benar-benar bekerja untuk kepentingan rakyat ketimbang mereka yang terus-menerus berkoar-koar sebagai partai rakyat tetapi tidak ada karya nyatanya bagi rakyat.