10 February 2010

Mie Buatan Ayah

Banyak yang bilang makan mie itu kurang baik bagi kesehatan. Tapi tetap aja banyak yang makan mie. Katanya sih biar ngirit. Ada juga yang makan mie karena sisi praktisnya, gampang bikinnya dan ngga perlu repot beli lauk ke warung. Begitu juga dengan saya yang termasuk doyan makan mie. Tapi saya punya beberapa tips agar makan mie tidak sampai mengganggu kesehatan.

Pertama, makan mie maksimal 3 hari sekali. Ada rentang waktu 3 hari dari waktu makan mie sebelumnya. Katanya sih hal ini bisa lebih aman buat kesehatan kita (juga buat kantong kita juga deh kayaknya!!). Kedua, jangan langsung menggunakan air hasil rebusan mie tersebut tapi menggunakan air mendidih lain. Adapun air rebusan mienya kita buang. Cara inilah yang selalu saya gunakan saat masak mie.

Sore ini, saya juga lagi kepengen makan mie. Kebetulan bocah2 lagi tidur, saya biasa ngumpet2 kalo makan mie biar ga ketauan bocah2. Maksudnya, biar bocah2 ga biasa makan mie dan biar irit juga deh. Kebetulan juga mamah belum pulang dari sekolah. Ya udah, saya bikin aja sendiri (biasanya juga bikin mie sendiri sih, jarang dibikinin .. rasanya beda sih).

Timbul juga keisengan saya, gimana kalo saya abadikan cara2 saya bikin mie. Kalo menurut saya, mie buatan saya rasanya lumayan enak. Tapi ga tau kata orang laen. Maklumlah, namanya juga mie buatan ayah ... prikitiwww

1. Namanya aja mau makan mie, ya harus punya mie dong .. Kalo belum ada, ya cari aja ke warung. Mie kesukaan saya itu indomie rasa ayam bawang. Nih die potonye ...



2. Siapin air panas buat ngerebus mie. Kalo saya biasanya pake telur jg sih biar ada lauknya ga mie doang. Jadi, siapin juga telor.



3. Sambil ngerebus air, saya biasanya nyiapin bumbu dari indomie itu. Jadi saya masukin semua bumbu ke mangkok.





4. setelah airnya mendidih alias mateng, saya ambil sedikit airnya. Terus saya masukkan ke mangkok yang udah ada bumbunya. Biar airnya asli bukan air hasil rebusan mie yang kita makan.





Kenapa saya ga mau makan air yang bekas rebusan mie? karena bisa jadi air hasil rebusan mie mengandung bahan kimia mie yang larut saat dipanaskan. Jadi kalo airnya dibuang, bahan kimianya juga ikut ke buang juga kan. Jadinya lebih aman kan kalo bahan kimianya dah ke buang sama airnya.

5. Selanjutnya, saya masukkan telur ke dalam panci yang airnya dah mendidih.



6. Abis itu, selang beberapa saat, baru deh saya masukkan mienya untuk direbus bareng telor tadi.



7. Ya udah, tungguin deh sampe mie dan telornya mateng. Kalo saya sih biasanya 1 menit sampe 2 menit aja udah cukup. Apinya juga ga terlalu gede ya. Mienya juga jadinya ngga terlalu lembek. Kalo dah cukup mateng, matiin deh apinya, pisahin mie dan telor dari airnya. Pake saringan gitu deh.



9. Masukkin deh mie ke dalam mangkok. Campur mie dan telor, dengan bumbunya. Udah jadi deh mie buatan ayah.



10. Sebenarnya lebih enak lagi kalo mie telornya ditambah bawang goreng dan krupuk atau emping. Tapi berhubung lagi ga ada, ya saya makan aja seadanya. Tapi udah cukup kok buat saya yang udah laper ini. langsung aje saya santap .. nyam .. nyam .. uenak



Eh, tapi ternyata mama pulang bawa makanan juga dari sekolahnya. Ya udah, sikat lagi bleh ... sampe wareg.

15 January 2010

TATA CARA SHALAT GERHANA

“Aisyah radhiyallahu ‘anha menuturkan bahwa pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terjadi gerhana matahari. Beliau lalu mengutus seseorang untuk menyeru ‘ASH SHALATU JAMI’AH’ (mari kita lakukan shalat berjama’ah). Orang-orang lantas berkumpul. Nabi lalu maju dan bertakbir. Beliau melakukan empat kali ruku’ dan empat kali sujud dalam dua raka’at.” (HR. Muslim no. 901)

“Aisyah menuturkan bahwa gerhana matahari pernah terjadi pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit dan mengimami manusia dan beliau memanjangkan berdiri. Kemuadian beliau ruku’ dan memperpanjang ruku’nya. Kemudian beliau berdiri lagi dan memperpanjang berdiri tersebut namun lebih singkat dari berdiri yang sebelumnya. Kemudian beliau ruku’ kembali dan memperpanjang ruku’ tersebut namun lebih singkat dari ruku’ yang sebelumnya. Kemudian beliau sujud dan memperpanjang sujud tersebut. Pada raka’at berikutnya beliau mengerjakannya seperti raka’at pertama. Lantas beliau beranjak (usai mengerjakan shalat tadi), sedangkan matahari telah nampak.” (HR. Bukhari, no. 1044)

Ringkasnya, agar tidak terlalu berpanjang lebar, tata cara shalat gerhana adalah sebagai berikut:

[1] Berniat di dalam hati.

[2] Takbiratul ihram yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa.

[3] Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaherkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah:

”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam menjaherkan bacaannya ketika shalat gerhana.” (HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)

[4]Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya.

[5]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan ’SAMI’ALLAHU LIMAN HAMIDAH, RABBANA WA LAKAL HAMD’

[6]Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama.

[7]Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya.

[8]Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).

[9]Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.

[10]Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

[11]Salam.

[12]Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan membebaskan budak. (Lihat Zaadul Ma’ad, Ibnul Qayyim, 349-356, Darul Fikr dan Shohih Fiqih Sunnah, 1/438).

sumber: dari catatan facebook teman

09 January 2010

Why We Must Have QWERTY Phone? (part 1)

When people were busy-crowded talking blackberry, I'm including one that does not really care. At that time I did not see something different and special in a gadget called the blackberry. I even think that the blackberry is just a trend and assume that people are interested in the blackberry is only idle people who only just follow a trend but don't really know functionality of the gadget.



I did not much care and do not try to better understand the function of blackberry and how it be different from regular phone. In my mind no different between blackberry and other phone.

Internet access provided by the blackberries are not attractive to me, even at the same time I need a tool that can facilitate internet access. I have not seen the blackberry as Internet access solution that I need.

When Blackberry released recently, mobile phones with a sense of blackberry began to emerge. These phones have a physical form similar to the blackberry but with functions that are not much different from regular phones. These phones trying to take advantage of trends that grown up by the presence of blackberry. With a cheaper price blackberry like phones is of course interesting for those who want blackberry but can not reach a fairly expensive price. presently, blackberry like phone flooded market in Indonesia.



Of course there are real differences between the blackberry and blackberry like phone. Although we may not be able to distinguish between the blackberry and blackberry phone in form. The difference, of course, in terms of functionality. Considering the price that is relatively far different, of course many people would prefer this blackberry like phone. However, this aspect of functionality that should be considered, not just follow trends or fashion.

The cheap prices offered by the blacberry like phone was made me a bit tempted, too. I originally did not really care to be tempted to try the phone also think about this gadget. convenience factor for internet access was a key factor that made me think about the phone and will begin to look this kind of phone.

This backberry like phone in my view has two strategic sides. as a mobile phone it's trying to compete with blackberry, this phone has a form similar to the blackberry. This is realized with a QWERTY keypad which is similar to a computer keyboard arrangement. This forms of key arrangement is made without no purpose. Phone functions are more than just voice communication to be the main reason of this kind of form buttons.

Another strategic side is this phone still a communication device that can not leave it's function. The phone still be useful to facilitate communication with an affordable cost. This Appropriate and affordable cost is the reason why people interest with this phone.

In addition, the relative price of the device that cheaper than real blacberry making this blacberry like phone or QWERTY phone has become very appealing. this blackberry like phone can bring convenience and sensation of real blacberry but with affordable cost as regular phone. The combination of two of its strategic interests.

For that reason, I will start hunting this QWERTY phone without a doubt with functionality reasons, although many people choose this phone as part of a mere fashion.

06 January 2010

change

Now, we’re here in a new year. Time when we can reflect about what we already done in the past. And at the same time it’s a time for us to make a new perspective about things that we can do in the future.

The word that can reflect about our resolution or plan in this new year is change. The change is a suitable word that describe about us and the world around us. We have to realize that the world around us are always change and it’s very dynamize. The world around us will always change time to time.

The things around us are not a static thing. New technology discover and produce from to time. New concept and method always establish every day. These things are change our life and our thinking and will advancing our quality of life.

It’s us who must follow the world around us. And, it’s not them who will follow us. So, we must change. change to be a better person who always suitable with the time we live and suitable with the world around us.

I also post this article at kompasiana
http://ekstra.kompasiana.com/group/english/2010/01/02/change/

28 December 2009

simple question

What should i call my self?

I must work harder and spend more time than someone else to get more money. I should work at holiday when others take a time on vacation. I must finish my side job at the same time when i see my children playing around.

I can't stay with my children when they're need me beside them. I always have no time to be with my children cause I have endless work to do where i can get more money from there.

Now, I'm just have a simple question in my mind. Am I a workaholic or just a desperate married man who need more money?

18 November 2009

Catatan Perjalanan Dakwah dan Tarbiyah

Ini adalah sedikit catatan tentang perjalanan dakwah dan tarbiyah yang telah kami lalui dan rasakan sejauh ini. Kami yang telah melalui jalan dakwah dan tarbiyah ini dan telah melalui beberapa tahapannya, dari mulai dakwah secara sembunyi-sembunyi sampai sekarang yang sudah sampai pada dakwah secara jahriyah (terang-terangan). Dari semenjak dakwah yang belum memiliki institusi resmi sampai pada dakwah yang secara jelas menjelma dalam bentuk partai.

Catatan ini kami buat tidak lain sebagai ungkapan cinta yang dalam kepada dakwah dan harokah ini. Dan, kami juga tak lupa menyampaikan rasa hormat serta ucapan terima kasih kepada para pendahulu dalam dakwah dan tarbiyah ini yang telah mengenalkan kami kepada jalan dakwah ini. Amalan baik kami tentu akan senantiasa mengalir kepada mereka sebagai orang-orang yang telah mengantarkan kami kepada kebaikan ini.

Tentu saja sudah banyak suka duka yang kami rasakan selama perjalanan dakwah dan tarbiyah ini. Dakwah dan tarbiyah yang selama ini telah memenuhi hati dan perasaan kami, serta menaungi otak dan pikiran kami. Dakwah dan tarbiyah inilah yang telah membentuk jiwa dan perasaan kami, serta mengasah otak dan pemikiran kami. Yang telah menjadi landasan kami dalam berpikir dan bertindak. Yang telah membuat kami menjadi manusia-manusia yang sejati. Namun, dakwah ini pula yang saat ini telah membuat kami bertanya-tanya. Seperti inikah dakwah dan tarbiyah yang selama ini kami kenal dan kami pahami?

Kami paham sepenuhnya bahwa selalu ada perubahan dalam setiap perjalanan dakwah dan tarbiyah. Bahwa zaman dan kondisi masyarakat akan selalu berubah sehingga memerlukan respon yang cepat dan sesuai dengan kondisi masyarakat yang ada. Tapi, haruskah perubahan kondisi dan situasi juga mengubah cara pandang dan orientasi dakwah dan tarbiyah yang telah sama-sama kita pahami dan jalani selama ini.

Kami paham sepenuhnya bahwa dakwah dan tarbiyah itu senantiasa fleksibel sebagaimana Islam yang selalu fleksibel dan selalu cocok dengan situasi dan kondisi zaman dan tempat dimana pun dan kapan pun kita ada. Kami paham dengan realitas itu semua. Namun, janganlah fleksibilitas Islam itu disesuaikan dengan hawa nafsu dan keinginan kita dengan mengatasnamakan keinginan kita itu dengan syariat dan ketaatan atas jamaah. Justru hawa nafsu dan keinginan akan sesuatu yang semu yang mestinya harus diklopkan dengan syariat. Syariatlah yang semestinya menjadi patokan dan acuan dalam setiap langkah dan pola pikir.

Kami bukannya ingin bernostalgia dengan suasana tarbiyah masa lalu dimana semua aktivitas dakwah tidak memiliki tendensi kekuasaan dan politik. Tapi, tidak dapat dibantah bahwa kami merasa dakwah dan tarbiyah tanpa tendensi kekuasaan itulah fase terbaik dalam periode tarbiyah kami. Dimana seluruh potensi jasmani dan ruhiyah terfokus untuk menyukseskan suatu project yang nilainya hanya dikembalikan sepenuhnya kepada Allah. Tanpa berharap orang-orang akan memilih golongan kami saat pemilu ataupun pilkada.

Kami bukannya tidak ingin membantu dakwah dan tarbiyah ini. tapi, kami hanya ingin mengenalkan Islam ini secara murni dan tulus kepada semua umat manusia tanpa ada embel-embel politik dan kekuasaan. Ketika kami dituntut untuk merekrut anggota untuk ikut ke dalam golongan “kita” untuk sebuah kepentingan sesaat bernama pemilu atau pilkada, maka bukankah hal ini merupakan sebuah tuntutan yang cenderung duniawi dan bernilai sesaat. Padahal yang kita inginkan adalah sebuah tujuan yang sangat besar walaupun harus ditempuh dengan perjalanan yang sangat panjang.

Kami bukannya tidak ingin ikut ambil bagian dalam kaderisasi dan pembinaan anggota. Tapi, jika perekrutan anggota hanya untuk melibatkan mereka para anggota dalam kegiatan kampanye dan mobilisasi dukungan, apa yang dapat kita berikan kepada para anggota. Kami hanya ingin mengenalkan Islam secara kaffah kepada mereka dan memperkuat keyakinan dan aqidah mereka, sebagaimana yang pernah kami rasakan dulu.

Kami hanya ingin kehangatan ukhuwah yang murni bukan hanya ikatan jamaiyah dan keorganisasian yang semu. Dengan kehangatan ukhuwah inilah dahulu kami dapat bersatu dan merasakan sebuah kebangkitan ruhaniyah yang sangat kuat dan dalam, dimana rasa ini tidak pernah dapat kami rasakan lagi saat ini.

Ukhuwah yang dapat melupakan kami dari segala kesulitan hidup yang melilit kami yang mampu membuat kami bahagia dan merasa bahwa kami adalah orang-orang yang paling bahagia dan paling kaya di dunia ini. Walaupun kondisi kami saat itu jauh dari gambaran orang-orang yang berada dalam kondisi sangat baik, kami dapat merasakan suasana ruhiyah yang sangat tentram dan damai sebagai dampak dari ukhuwah yang kuat yang lepas dari tendensi organisasi dan kepartaian.

Ukhuwah itu bukanlah sebuah nostalgia, tapi dia adalah sebuah keniscayaan yang mestinya tidak pernah luntur dan berubah oleh situasi dan kondisi yang ada. Bukanlah sebuah kejelekan untuk kembali ke keadaan sebelumnya jika terbukti keadaan tersebut memang lebih baik. Kita bukannya ingin kembali ke masa lalu, tetapi nilai-nilai positif yang ada itulah yang mestinya bisa dikembalikan lagi dan tetap terwujud walaupun dalam situasi dan zaman yang berbeda.

Kami hanya ingin suasana tarbiyah yang penuh dengan kehangatan ukhuwah dan ruhiyah bukan sekedar wahana untuk pelaporan yang penuh dengan target dan tuntutan. Peralihan marhalah atau tahapan dakwah bukan berarti menghilangkan keceriaan dan kehangatan ukhuwah yang ada. Perluasan cakupan dakwah tidak perlu menjadikan hubungan persaudaraan berubah dan beralih menjadi hubungan organisatoris yang penuh dengan beban, tekanan, dan tendensi. Ikatan hati dan ukhuwah tidak boleh terhapus oleh apapun karena atas landasan ukhuwah itulah kita justru seharusnya saling memperkuat dan terlepas dari ikatan kedudukan dan posisi dalam organisasi dakwah.

Kami ingin memberikan segala yang kami miliki untuk dakwah ini, jiwa, pikiran, harta, dan waktu kami namun kami juga tidak ingin melihat keluarga kami telantar. Tidak mungkin kami membiarkan keluarga kami telantar sementara kami juga dituntut untuk menjadi figur-figur yang terkemuka di mata masyarakat dan lingkungan sekitar kami. Tentu saja kami perlu menampilkan citra sebagai keluarga yang baik untuk menjaga citra kami sebagai orang-orang yang terbina oleh sebuah organisasi dakwah.

Tak perlu kami menghitung cucuran keringat dan air mata bahkan darah yang telah kami tumpahkan ke bumi yang suci dan mulia ini untuk membuktikan rasa cinta kami yang dalam dan tulus kepada dakwah dan tarbiyah ini. Sembah sujud serta rentetan doa selalu kami haturkan kepada Ilahi Robbi agar dakwah dan tarbiyah ini selalu berada dalam naungan, perlindungan, dan ridho-Nya sampai di suatu hari nanti kemuliaan dan keagungannya itu akan tampak di bumi ini.

09 November 2009

Abdel dan Temon Mode On

Sambal

Temon: abis makan sambal kok perut gw jadi mules begini sih.

Abdel: salah sendiri sambal jepit lo makan, mules deh.

Temon: besok2 lagi gw pake kecap deh.

Abdel: cabe deh

Temon: awas lo ya Del

Abdel: tuh kan mulai gertak sambal

Makan Teman

Temon: kenapa kamu diberi nama Walter?

Walter: mungkin karena orang tuaku suka makan wortel.

Temon: kalo kamu, kenapa kamu diberi nama simon?

Simon: mungkin karena orang tuaku suka makan timun.

Walter dan simon: kalo kamu sendiri mon, kenapa dikasih nama temon?

Sambil berlagak mikir Temon menjawab

"jangan-jangan karena orang tuaku suka makan teman ya."

walter dan simon: oohh .. Pantes