15 December 2008

Firdaus dan masjid

Masjid adalah salah satu tempat yang disukai firdaus. Masjid adalah kata yang diucapkannya saat ada yang mengajaknya untuk salat. Seperti siang itu, saat saya mengajaknya untuk salat zuhur, dengan spontan firdaus menjawabnya dengan pertanyaan “di masjid, yah?” padahal saat itu saya mengajaknya salat bareng di rumah karena waktu sudah lewat. Namun, firdaus selalu mengasosiasikan salat dengan masjid, makanya saat dia ditanya atau diajak salat dia selalu menghubungkannya dengan masjid.

Saat pertama kali saya ajak dia untuk salat ke masjid, dia langsung merasa nyaman di dalamnya. Ini bisa jadi pertanda bagus, tetapi jika dipikir bahwa masjid adalah tempat suci untuk salat, saya sedikit khawatir dengan rasa nyamannya itu. Sebagai anak yang lumayan aktif, firdaus tidak pernah bisa diam saat sedang salat. Dia tidak bisa diam di tempatnya tetapi selalu ingin bergerak. Inilah yang membuat saya khawatir.

Dan kekhawatiran saya pun terbukti. Pernah satu saat ketika kami sedang salat berjamaah di masjid, dengan santainya dia berlari-lari di depan orang salat. Tentu saja saya merasa bersalah dan ngga enak hati dengan jamaah salat yang lain yang kebetulan rata-rata sudah bapak usia 40-an ke atas.

Di waktu yang lain, firdaus yang awalnya berada di samping saya, sudah tidak ada lagi di samping saya sesudah kami berdiri dari sujud. Ternyata, dia sudah berlari ke belakang masjid saat orang-orang sedang sujud.

Meskipun dia sudah berkali-kali mengatakan dan berjanji untuk tidak jalan-jalan lagi saat salat di masjid, dia tetap saja dengan kelakuannya yang mengganggu itu. Ini membuat saya khawatir dan akhirnya tidak pernah mengajaknya salat ke masjid selama beberapa waktu.

Seiring dengan berjalannya waktu, firdaus yang sudah bersekolah sudah mulai sedikit mengerti tata cara dan sikap saat salat jamaah di masjid. Kali ini dia sudah mulai mau berdiam saat salat dan mengikuti salat dari awal sampai akhir. Saya gembira dengan keadaan ini. Bisa jadi, ini adalah salah satu pelajaran yang dia dapat di sekolah TK Islam.

Dengan sikapnya yang lebih baik saat salat jamaah di masjid, saya tidak ragu-ragu dan tidak pernah ketinggalan mengajaknya salat di masjid. Salat magrib, isya, zuhur, asar, dan bahkan salat subuh pun saya tidak pernah ketinggalan mengajak firdaus ke masjid. Firdaus pun dengan senang hati selalu mau ikut salat ke masjid.

Sampai pada satu waktu di bulan ramadan ini, saya mengajaknya salat subuh di masjid setelah makan sahur. Saya yang sudah berwudu langsung masuk ke masjid untuk bergabung dalam barisan jamaah salat sedangkan firdaus yang belum berwudu pergi ke belakang untuk berwudu. Saya pun salat seperti biasa tanpa mengkhawatirkan firdaus karena biasanya firdaus sudah paham dan langsung masuk jamaah salat setelah selesai berwudu. Saya tidak tahu posisi firdaus saat salat tetapi saya tidak begitu khawatir karena dia sudah terbiasa begitu. Setelah salat subuh selesai, firdaus pun mendatangi saya dan mengajak pulang. Saya pun mengikutinya. Namun, saya sangat terkejut saat melihat celananya yang basah. Dan kekhawatiran saya terjadi, firdaus kencing di celana alias ngompol!! Wah, ini benar-benar di luar dugaan.

Saat perjalanan pulang ke rumah firdaus mengaku bahwa dirinya ngompol karena udah kebelet pipis dan ngga bisa ditahan lagi. Ini menjadi pelajaran buat saya dan firdaus untuk tidak mengulanginya di waktu yang akan datang.

Saya pun meminta maaf kepada pengurus masjid dan menawarkan untuk membawa karpet yang terkena pipis firdaus untuk di-laundry. Namun, pengurus mesjid lebih memilih untuk membersihkannya sendiri. Jadi, saya berjanji untuk memberi sedikit uang sebagai uang lelah buat pengurus masjid itu.

3 comments:

Unknown said...

Moga si kecil Firdaus, kelak menjadi Rahmat bagi Semesta Alam ...

Salam buat Firdaus ya? ;-)

Salam, Mif, Ika & Aliya

Tiwi Felt said...
This comment has been removed by the author.
Tiwi Felt said...

hehehe...aku selalu kebiasaan salah ketik.
salam buat Firdaus ya mas. Firdaus lucu! aku jadi pengen main sama Firdaus ^_^