Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil haram ke Masjidil aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
(QS Al-Isra atau surat Bani Israil (17): 1)
Tahukah kamu bahwa saat ini kita telah berada di bulan Rajab dalam kalender Hijriah? Ada apa dengan bulan Rajab? Masih ingatkah kita kepada saudara-saudara muslim kita di Palestina? Apa hubungannya bulan Rajab dengan Palestina dan Al-Quds?
Ayat di atas banyak diperdengarkan di saat-saat ini di bulan Rajab ini, baik di masjid-masjid maupun di pengajian-pengajian. Ayat ini memang bercerita tentang suatu kejadian penting yang terjadi di bulan Rajab, suatu keajaiban dan mukjizat yang diturunkan kepada Rasulullah Muhammad saw.
Ya, peristiwa itu adalah Isra dan Miraj yang dialami oleh Baginda Nabi. Dalam ayat di atas Allah yang Maha Kuasa telah menunjukkan kebesaran dan mukjizatnya dengan memperjalankan Nabi Muhammad saw dari Masjidil Haram di kota Mekah (sekarang termasuk dalam negara Arab Saudi) ke Masjidil Aqsa di Palestina. Dua tempat ini berjarak ratusan kilometer dan memakan waktu berhari-hari untuk mencapainya dalam satu perjalanan yang dilakukan saat itu, zaman di mana kuda dan onta adalah satu-satunya kendaraan yang tersedia. Dan, Nabi Muhammad saw hanya memerlukan waktu beberapa detik saja untuk melakukannya tentunya atas izin dan kekuasaan Allah swt.
Saya tidak ingin membahas bagaimana kekuasaan Allah itu dapat terjadi atau bagaimana bentuk buraq, binatang yang ditunggangi Nabi Muhammad dalam perjalanan itu. Saya lebih tertarik untuk membahas bagaimana nasib bangsa Palestina yang saat ini masih terlunta-lunta. Padahal dalam ayat di atas disebutkan dengan jelas bahwa
“… yang telah Kami berkahi sekelilingnya …”
Allah telah menyatakan bahwa negeri-negeri di sekitar Masjidil Aqsha merupakan tempat yang diberkahi-Nya. Semestinya Palestina adalah negeri yang penuh berkah di mana di sana berdiri dengan kokoh Masjidil Aqsa sebagai kiblat pertama umat Islam (udah pada tau khan?). Tapi, apa yang terjadi saat ini? Palestina hanyalah sebuah negeri yang penuh dengan noda darah, air mata, dan perpecahan, yang selalu disebut-sebut sebagai sarang teroris oleh barat (AS dan sekutunya).
Boleh jadi, zionis yahudi dan sekutunya lebih memahami ayat ini sehingga mereka memilih palestina sebagai tempat berdirinya negara Israel. Bukanlah sebuah kebetulan bahwa tanah Palestina yang diberkahi itu dijadikan target dan tempat berdirinya negara Israel. Bisa jadi kaum Yahudi memang dari awal telah mengetahui bahwa Palestina memang tempat yang sangat strategis dan merupakan pusat dari pusaran konstelasi dunia. Dengan menempatkan Israel menduduki wilayah Palestina, Yahudi dan zionis Israel mempunyai posisi strategis di dunia. Dan, dengan mudah mereka bersama dengan sekutu-sekutunya memainkan kendali atas umat Islam secara global. Ini perlu disadari kembali oleh seluruh umat Islam di dunia.
Keberadaan Israel dan Zionis yang menduduki wilayah Palestina memang amat merugikan posisi umat Islam dalam konstelasi politik dunia. secara geografis dan politik Israel telah melemahkan posisi umat Islam yang membuat perpecahan yang berlarut-larut di wilayah timur tengah yang efeknya melemahkan kekuatan Islam secara global di seluruh dunia.
Telah terbukti bahwa wilayah Timur tengah merupakan kawasan petro dolar dimana minyak telah menjadi komoditas yang telah membuat para pembesar kerajaan di wilayah itu hidup dalam kegelimangan harta dan pundi-pundi dolar. Namun, ada satu tugas besar yang telah dilupakan, yaitu keberadaan zionis Israel yang pada dasarnya telah melemahkan kekuatan umat Islam secara global. selama Israel masih mengangkangi wilayah Palestina, selama itu pula kekuatan dan keberkahan Islam yang telah dijanjikan Allah tidak akan terwujud secara nyata.
Saya pikir bulan Rajab ini dan lebih khusus lagi peringatan Isra Miraj yang sebentar lagi akan kita jalani (tanggal 27 Rajab bertepatan dengan tanggal 18 Juli 2008 (?), saya agak bingung nih karena di kalender tanggal merahnya hari senin tgl 20 Juli), adalah momen yang sangat tepat untuk mengingat kembali bahwa masih ada tugas kita sebagai seorang Muslim untuk ikut merasakan dan membantu penderitaan dan perjuangan yang dialami oleh saudara-saudara di Palestina.
tulisan ini juga diposting di kompasiana.com
http://public.kompasiana.com/2009/07/17/isra-miraj-al-quds-dan-palestina/
17 July 2009
Isra Mi’raj, Al-Quds, dan Palestina
09 July 2009
Nyoblos .. eh Nyontreng
kemarin ikut nyontreng di TPS. pilpres kali ini ngga ribet seperti waktu pemilu legislatif yang lalu, lebih sederhana dan mudah. saya nyontreng di TPS 26 rw 7 kelurahan sukma jaya depok. seharusnya perhitungan suaranya juga lebih cepat ngga susah ngitungnya seperti pemilu legislatif kemarin.

tanpa mikir lagi saya nyontreng nomor ... (rahasia donk .. hehehe) tapi gue kayaknya lupa yang tengah ataw yang pinggir ya ..

Masyarakat menggunakan hak pilihnya dan berharap ada perubahan dan ke depannya bisa menjadi lebih baik.

Firdaus dan Izzaty ngga ketinggalan ikut nyontreng .. eh bukan deh .. cuma maen-maen doank di sekitar TPS.

tanpa mikir lagi saya nyontreng nomor ... (rahasia donk .. hehehe) tapi gue kayaknya lupa yang tengah ataw yang pinggir ya ..

Masyarakat menggunakan hak pilihnya dan berharap ada perubahan dan ke depannya bisa menjadi lebih baik.

Firdaus dan Izzaty ngga ketinggalan ikut nyontreng .. eh bukan deh .. cuma maen-maen doank di sekitar TPS.

23 June 2009
Kompetisi Inovasi Bidang Wireless Kembali Digelar
Indosat kembali meluncurkan Indosat Wireless Innovation Contest (IWIC) 2009, sebuah kompetisi inovasi di bidang Wireless. Dengan mengambil tema “Innovation, Research and Developing Entrepreneurship in Wireless Business”. IWIC 2009 menghadirkan kategori baru yaitu kompetisi Research and Development in Wireless Technology untuk perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Kategori baru lainnya adalah Mobile Wireless Application yang merupakan pengembangan dari kategori sebelumnya.
Peluncuran IWIC 2009 sengaja diselenggarakan di Stasiun Bumi Indosat di Jatiluhur, Purwakarta, tempat inovasi Indosat dimulai sejak tahun 1967. Acara peluncuran dihadiri oleh Dirjen Postel yang diwakili oleh Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio Depkominfo, Tulus Rahardjo, dan Ketua BPPT yang diwakili Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Tatang A. Taufik oleh serta jajaran Direksi Indosat.
Kompetisi IWIC yang diselenggarakan untuk ke-4 kalinya ini bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai penasehat (advisor) program sekaligus anggota tim penilai, khususnya untuk kategori Research and Development Competition, dan Inkubator Industri dan Bisnis ITB sebagai mitra pengembangan kewirausahaan khususnya bagi kategori mobile wireless application. Kemitraan ini diharapkan dapat menambah value program IWIC dengan hasil kompetisi yang makin berkualitas.
“Program IWIC 2009 merupakan kelanjutan dari inisiatif Indosat untuk menjadi pelopor inovasi dengan membangun nilai dan semangat berinovasi dalam diri generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Lebih dari itu, program IWIC juga menjadi implementasi program tanggung jawab perusahaan dalam bidang pendidikan melalui payung INDONESIA BELAJAR,” demikian disampaikan Johnny Swandi Sjam, Direktur Utama Indosat.
Ajang IWIC 2009 ini diselenggarakan dalam 2 kategori, yaitu kategori Mobile Wireless Application dan Research and Development in Wireless Technology. Mobile Wireless Application ditujukan bagi perorangan atau individu, mahasiswa dan masyarakat umum dengan beberapa sub kategori :
a. Business and Commerce, aplikasi yang terkait langsung dengan lingkup bisnis dan komersial, seperti: aplikasi dalam mobile advertising, mobile tracking and navigation, mobile payment, dll
b. Social Networking, aplikasi yang terkait dengan aktifitas jaringan sosial, misalkan pengembangan dari aplikasi jaringan sosial yang telah ada (advance social networking, instant messaging, etc)
c. Learning and Education, aplikasi yang terkait aktifitas pendidikan, seperti: aplikasi untuk mobile learning, dll.
Para nominator nantinya akan berkesempatan untuk mengikuti program inkubasi kewirausahaan di bidang wireless yang bekerjasama dengan pihak Inkubator Industri dan Bisnis ITB.
Sedangkan di kategori kedua, yaitu Research and Development for Wireless Technology, para peserta harus membuat konsep atau proposal lengkap mulai dari metodologi hingga rencana pengembangan yang akan diimplementasikan terkait teknologi wireless. Kategori ini ditujukan bagi kelompok (maksimum beranggotakan 3 orang) yang terdiri dari dosen dan/atau mahasiswa S1/S2/S3 yang mewakili universitas atau perguruan tinggi
Selain kategori-kategori di atas, terdapat beberapa persyaratan lain bagi peserta, yaitu karya yang dihasilkan dapat dijalankan atau diaplikasikan di berbagai platform, karya harus original, unik, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain sebelumnya, serta karya yang terpilih menjadi pemenang, akan direview oleh Indosat, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai fitur yang akan dikomersialkan Indosat dan akan dilakukan negosiasi terpisah.
Peserta yang berminat mengikuti kompetisi ini dapat menyerahkan langsung karyanya ke Galeri Indosat di seluruh Indonesia, mengirimkan via email ke iwic2009@indosat.com, via pos yang ditujukan ke alamat Public Relations Indosat – IWIC 2009, di Gd. Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat no. 21, Jakarta 10110 ataupun melalui website Indosat di www.i-wirelessinnovation.com yang akan di re-route ke www.iwic.kongkoow.com, dimana web site ini dikelola bersama dengan IM2 (Indosat Mega Media) . Peserta cukup melampirkan data diri (nama, alamat, No. HP produk Indosat/Telpon, tingkat pendidikan, nama perguruan tinggi/universitas), foto copy identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Kartu Pengenal lainnya) serta karya tulis/konsep yang akan dilombakan (prototype dibuat setelah peserta terpilih menjadi finalis).
Indosat telah mempersiapkan berbagai apresiasi bagi karya inovatif ini, yaitu hadiah total ratusan juta rupiah beserta perangkat gadget paling mutakhir untuk kategori Mobile Wireless Application. Sedangkan bagi para pemenang Research and Development in Wireless Technology akan mendapatkan Dana Riset senilai total 500 juta rupiah.
Untuk memberikan wadah berkomunikasi sekaligus menjadi pusat informasi tentang berbagai hal terkait program IWIC, peserta dapat mengunjungi portal IWIC dengan alamat: www.i-wirelessinnovation.com, FaceBook Group di Indosat Wireless Innovation Contest – Internet & Technology Mobile serta www.indosat.com/iwic.
sumber: http://ads2.kompas.com/layer/blackberrycorner/news.php?id=7
Peluncuran IWIC 2009 sengaja diselenggarakan di Stasiun Bumi Indosat di Jatiluhur, Purwakarta, tempat inovasi Indosat dimulai sejak tahun 1967. Acara peluncuran dihadiri oleh Dirjen Postel yang diwakili oleh Direktur Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio Depkominfo, Tulus Rahardjo, dan Ketua BPPT yang diwakili Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi, Tatang A. Taufik oleh serta jajaran Direksi Indosat.
Kompetisi IWIC yang diselenggarakan untuk ke-4 kalinya ini bekerjasama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) sebagai penasehat (advisor) program sekaligus anggota tim penilai, khususnya untuk kategori Research and Development Competition, dan Inkubator Industri dan Bisnis ITB sebagai mitra pengembangan kewirausahaan khususnya bagi kategori mobile wireless application. Kemitraan ini diharapkan dapat menambah value program IWIC dengan hasil kompetisi yang makin berkualitas.
“Program IWIC 2009 merupakan kelanjutan dari inisiatif Indosat untuk menjadi pelopor inovasi dengan membangun nilai dan semangat berinovasi dalam diri generasi muda dan masyarakat pada umumnya. Lebih dari itu, program IWIC juga menjadi implementasi program tanggung jawab perusahaan dalam bidang pendidikan melalui payung INDONESIA BELAJAR,” demikian disampaikan Johnny Swandi Sjam, Direktur Utama Indosat.
Ajang IWIC 2009 ini diselenggarakan dalam 2 kategori, yaitu kategori Mobile Wireless Application dan Research and Development in Wireless Technology. Mobile Wireless Application ditujukan bagi perorangan atau individu, mahasiswa dan masyarakat umum dengan beberapa sub kategori :
a. Business and Commerce, aplikasi yang terkait langsung dengan lingkup bisnis dan komersial, seperti: aplikasi dalam mobile advertising, mobile tracking and navigation, mobile payment, dll
b. Social Networking, aplikasi yang terkait dengan aktifitas jaringan sosial, misalkan pengembangan dari aplikasi jaringan sosial yang telah ada (advance social networking, instant messaging, etc)
c. Learning and Education, aplikasi yang terkait aktifitas pendidikan, seperti: aplikasi untuk mobile learning, dll.
Para nominator nantinya akan berkesempatan untuk mengikuti program inkubasi kewirausahaan di bidang wireless yang bekerjasama dengan pihak Inkubator Industri dan Bisnis ITB.
Sedangkan di kategori kedua, yaitu Research and Development for Wireless Technology, para peserta harus membuat konsep atau proposal lengkap mulai dari metodologi hingga rencana pengembangan yang akan diimplementasikan terkait teknologi wireless. Kategori ini ditujukan bagi kelompok (maksimum beranggotakan 3 orang) yang terdiri dari dosen dan/atau mahasiswa S1/S2/S3 yang mewakili universitas atau perguruan tinggi
Selain kategori-kategori di atas, terdapat beberapa persyaratan lain bagi peserta, yaitu karya yang dihasilkan dapat dijalankan atau diaplikasikan di berbagai platform, karya harus original, unik, dan belum pernah diikutsertakan dalam lomba lain sebelumnya, serta karya yang terpilih menjadi pemenang, akan direview oleh Indosat, untuk dapat ditindaklanjuti sebagai fitur yang akan dikomersialkan Indosat dan akan dilakukan negosiasi terpisah.
Peserta yang berminat mengikuti kompetisi ini dapat menyerahkan langsung karyanya ke Galeri Indosat di seluruh Indonesia, mengirimkan via email ke iwic2009@indosat.com, via pos yang ditujukan ke alamat Public Relations Indosat – IWIC 2009, di Gd. Indosat, Jl. Medan Merdeka Barat no. 21, Jakarta 10110 ataupun melalui website Indosat di www.i-wirelessinnovation.com yang akan di re-route ke www.iwic.kongkoow.com, dimana web site ini dikelola bersama dengan IM2 (Indosat Mega Media) . Peserta cukup melampirkan data diri (nama, alamat, No. HP produk Indosat/Telpon, tingkat pendidikan, nama perguruan tinggi/universitas), foto copy identitas diri (KTP/SIM/Kartu Mahasiswa/Kartu Pengenal lainnya) serta karya tulis/konsep yang akan dilombakan (prototype dibuat setelah peserta terpilih menjadi finalis).
Indosat telah mempersiapkan berbagai apresiasi bagi karya inovatif ini, yaitu hadiah total ratusan juta rupiah beserta perangkat gadget paling mutakhir untuk kategori Mobile Wireless Application. Sedangkan bagi para pemenang Research and Development in Wireless Technology akan mendapatkan Dana Riset senilai total 500 juta rupiah.
Untuk memberikan wadah berkomunikasi sekaligus menjadi pusat informasi tentang berbagai hal terkait program IWIC, peserta dapat mengunjungi portal IWIC dengan alamat: www.i-wirelessinnovation.com, FaceBook Group di Indosat Wireless Innovation Contest – Internet & Technology Mobile serta www.indosat.com/iwic.
sumber: http://ads2.kompas.com/layer/blackberrycorner/news.php?id=7
18 June 2009
Kampanye = obral janji, adakah alternatif lain?
Kalau kita memperhatikan materi kampanye dari setiap capres, hanya ada satu kesimpulan: kampanye = obral janji. Baik yang saat ini sedang berkuasa maupun yang berusaha ingin berkuasa, semua mengklaim dan berjanji untuk memenuhi kemauan rakyat. Saya percaya janji-janji ini hanya omong kosong dan hanya retorika semata. Ketika isu kerakyatan menjadi bahasan dan tema popular yang harus menjadi bagian dari kepemimpinannya kelak, semua calon pun berusaha dan mengklaim bahwa mereka adalah yang paling berhak menyandang gelar kerakyatan, entah itu ekonomi kerakyatan atau bekerja untuk rakyat.
Buat saya, masa kampanye adalah saat untuk tidak mempercayai semua yang disampaikan dan dijanjikan oleh setiap calon. Karena retorika mudah dibuat dan mudah juga diabaikan atau dilupakan.
Kampanye semacam ini memang wajar dalam rangka menumbuhkan citra positif di mata rakyat. Namun, apakah kita memilih untuk sebuah citra semata? Bukankah kita memilih pemimpin yang dapat membawa kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat?
Melihat kampanye yang demikian yang amat jauh berbeda dengan realitas, saya berpikir untuk memberikan alternatif bentuk kampanye yang lain. Jika selama ini kampanye dilakukan hanya sekedar menampilkan image dan citra yang baik (namun 100 persen menipu!!), mengapa tidak dibuat semacam penilaian kinerja berbasis project. Jika seorang pimpinan lembaga negara (misalnya Pertamina, PLN, gubernur BI) dipilih melalui tes kelayakan, mengapa tidak dilakukan juga terhadap capres-cawapres? Capres merupakan posisi yang sangat strategis, sudah sepantasnya dipilih dari mereka-mereka yang memang memiliki kapabilitas yang sesuai.
Jika seorang sarjana, master, dan doktor perlu melalui serangkaian project dan comprehensive test, maka seorang calon pemimpin eksekutif negara sangat perlu dipilih setelah melalui serangkaian test yang benar-benar akan memperlihatkan kualitas dan kapabilitasnya dalam memimpin negara.
Debat atau penyampaian visi-misi menurut saya juga kurang efektif untuk menilai kualitas calon karena debat masih berbasis retorika yang bersifat relatif sehingga belum dapat menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Hanya dengan penilaian berbasis project dan kinerja, kita dapat menilai secara objektif.
Kata-kata sangat mudah diucapkan. Janji janji sangat mudah dibuat dan ditetapkan. Namun, apa yang bisa kita dan seluruh rakyat tuntut atas semua kata-kata dan janji-janji yang sudah diucapkan tersebut?
Mungkin inilah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi, yang didasarkan pada suara terbanyak. Semestinya seorang pemimpin dipilih tidak hanya didasarkan pada dukungan massa yang besar saja, namun dengan didasarkan pada kualitas dan kapabilitasnya untuk menjadi pemimpin. Dengan sistem demokrasi, seseorang dengan kualitas dan kapabilitas yang baik tidak bisa menjadi pemimpin karena tidak didukung oleh suara yang banyak. Sebaliknya, orang dapat berpeluang besar menjadi pemimpin karena mendapat dukungan yang besar meskipun kualitas dan kapabilitasnya masih perlu dipertanyakan.
Maka penilaian dan ujian berbasis project diperlukan untuk menilai dan menunjukkan kapabilitas dari calon pemimpin negara.
Buat saya, masa kampanye adalah saat untuk tidak mempercayai semua yang disampaikan dan dijanjikan oleh setiap calon. Karena retorika mudah dibuat dan mudah juga diabaikan atau dilupakan.
Kampanye semacam ini memang wajar dalam rangka menumbuhkan citra positif di mata rakyat. Namun, apakah kita memilih untuk sebuah citra semata? Bukankah kita memilih pemimpin yang dapat membawa kepada kemakmuran dan kesejahteraan rakyat?
Melihat kampanye yang demikian yang amat jauh berbeda dengan realitas, saya berpikir untuk memberikan alternatif bentuk kampanye yang lain. Jika selama ini kampanye dilakukan hanya sekedar menampilkan image dan citra yang baik (namun 100 persen menipu!!), mengapa tidak dibuat semacam penilaian kinerja berbasis project. Jika seorang pimpinan lembaga negara (misalnya Pertamina, PLN, gubernur BI) dipilih melalui tes kelayakan, mengapa tidak dilakukan juga terhadap capres-cawapres? Capres merupakan posisi yang sangat strategis, sudah sepantasnya dipilih dari mereka-mereka yang memang memiliki kapabilitas yang sesuai.
Jika seorang sarjana, master, dan doktor perlu melalui serangkaian project dan comprehensive test, maka seorang calon pemimpin eksekutif negara sangat perlu dipilih setelah melalui serangkaian test yang benar-benar akan memperlihatkan kualitas dan kapabilitasnya dalam memimpin negara.
Debat atau penyampaian visi-misi menurut saya juga kurang efektif untuk menilai kualitas calon karena debat masih berbasis retorika yang bersifat relatif sehingga belum dapat menunjukkan kemampuan yang sebenarnya. Hanya dengan penilaian berbasis project dan kinerja, kita dapat menilai secara objektif.
Kata-kata sangat mudah diucapkan. Janji janji sangat mudah dibuat dan ditetapkan. Namun, apa yang bisa kita dan seluruh rakyat tuntut atas semua kata-kata dan janji-janji yang sudah diucapkan tersebut?
Mungkin inilah salah satu kelemahan dari sistem demokrasi, yang didasarkan pada suara terbanyak. Semestinya seorang pemimpin dipilih tidak hanya didasarkan pada dukungan massa yang besar saja, namun dengan didasarkan pada kualitas dan kapabilitasnya untuk menjadi pemimpin. Dengan sistem demokrasi, seseorang dengan kualitas dan kapabilitas yang baik tidak bisa menjadi pemimpin karena tidak didukung oleh suara yang banyak. Sebaliknya, orang dapat berpeluang besar menjadi pemimpin karena mendapat dukungan yang besar meskipun kualitas dan kapabilitasnya masih perlu dipertanyakan.
Maka penilaian dan ujian berbasis project diperlukan untuk menilai dan menunjukkan kapabilitas dari calon pemimpin negara.
09 June 2009
Firdaus Belajar Membaca

tidak terasa Firdaus sekarang udah mau masuk sekolah SD. setelah dua tahun bermain dan belajar di taman kanak-kanak, sekarang waktunya Firdaus masuk SD. sudah banyak yang bisa dilakukan Firdaus sejauh ini, alhamdulillah. walaupun Firdaus masih harus banyak belajar lagi, dan tentunya kami sebagai orangtuanya bertanggung jawab untuk membimbingnya dalam belajar. dan, yang lebih penting lagi adalah menyiapkan Firdaus menjadi manusia yang mampu dan akan terus menerus belajar dari kehidupan ini.
belajar tentu saja tidak hanya dipahami sebagai belajar secara formal di sekolah saja. belajar dalam makna yang lebih luas tentu meliputi semua aspek kehidupan dari segi keilmuan atau pengetahuan sampai aspek amalan dan praktik dari pengetahuan yang telah didapat. dalam istilah pendidikannya, belajar meliputi aspek kognitif (pengetahuan), afektif, dan psikomotorik (kebetulan aja abis baca dan ngedit buku tentang teori pendidikan jadi baru ngeh istilah-istilah ini ...).
calistung atau baca, tulis, dan berhitung (istilah ini juga udah lama saya denger dan baca tapi baru paham artinya belakangan ini ...) adalah kemampuan dasar yang mesti dimiliki oleh anak seusia Firdaus yang akan memasuki SD. Firdaus sendiri senang sekali membaca buku maksudnya melihat-lihat gambar di dalam buku. ini sudah dilakukan dan sengaja kami kenalkan kepada Firdaus sejak dini.

kami sengaja menyediakan banyak buku bergambar untuk Firdaus dan adiknya Izzaty supaya mereka terdorong untuk belajar membaca sejak dini. pada awalnya mereka bisa jadi hanya tertarik dengan gambar-gambar yang ada di buku tersebut. namun lama kelamaan mereka juga mulai tertarik untuk berusaha menceritakan gambar berdasarkan bahasa mereka. dan akhirnya kami berharap mereka akan berusaha membaca isi dari buku tersebut. tentu sesuai dengan perkembangan mereka.
Saat ini Firdaus sudah bisa membaca walaupun masih belum lancar benar. yang lebih penting adalah motivasi dan kemauan Firdaus untuk berusaha membaca tulisan-tulisan yang ada di buku. Melihat abangnya membaca, sang adik pun tidak mau kalah. Izzaty juga mencoba membuka dan membolak-balik buku yang kami miliki. Firdaus sangat senang membaca buku tentang dinosaurus dan tidak sungkan untuk menceritakannya kepada orang lain. dengan bahasanya sendiri tentunya.
detikcom : Hidayat Tak Masuk Timses
title : Hidayat Tak Masuk Timses
summary : Setidaknya ada 243 nama yang terdaftar dalam susunan struktur jurkamnas pasangan SBY-Beodiono. Semua jajaran elite partai baik yang menjabat menteri atau pimpinan lembaga tinggi negara masuk dalam struktur ini kecuali elite PKS, Hidayat Nur Wahid. Ada apa? (read more)
summary : Setidaknya ada 243 nama yang terdaftar dalam susunan struktur jurkamnas pasangan SBY-Beodiono. Semua jajaran elite partai baik yang menjabat menteri atau pimpinan lembaga tinggi negara masuk dalam struktur ini kecuali elite PKS, Hidayat Nur Wahid. Ada apa? (read more)
27 May 2009
Islam dan Warga Negara
Sebagai warga negara kita tentu perlu menunjukkan bukti kewarganegaraan kita. Dan kita juga perlu menunjukkan identitas kita sebagai warga negara.
Ada seorang warga negara yang tidak punya KTP dan menganggap tidak perlu memiliki KTP. Baginya menunjukkan identitas sebagai muslim sudah cukup buatnya. Dia merasa cukup dengan identitasnya sebagai muslim dan tidak merasa perlu menunjukkan identitas sebagai warga negara.
Pada suatu hari, orang tersebut ditangkap polisi. Dia ditanyakan oleh polisi identitasnya berupa KTP. Tentu saja orang ini tidak bisa menunjukkan KTP-nya karena memang dia tidak punya. Namun demikian, dia tetap berusaha menunjukkan bahwa dia adalah seorang muslim. Polisi tidak bisa menerimanya dan tetap berusaha meyakinkan orang itu untuk tetap menunjukkan identitas warga negaranya. Orang itu juga tetap tidak mau menunjukkan identitas kewarganegaraannya sambil tetap keukeuh menunjukkan jati dirinya sebagai muslim.
Karena orang ini tidak mau menunjukkan kewarganegaraannya, polisi kemudian menyuruhnya untuk pindah saja ke negara Islam yang lain. Polisi beralasan karena orang itu tidak diakui sebagai warga negara ini dan tidak mau menunjukkan identitas kewarganegaraannya. Orang ini jadi bingung, mana mungkin saya pindah ke negara lain. Belum tentu dia diterima di negara lain itu walaupun dia pindah ke negara Islam dan dia mengaku sebagai muslim.
Ini cuma gambaran sederhana bagaimana seorang muslim tetap harus menunjukkan identitas kewarganegaraannya dengan berusaha mengikuti setiap prosedur dan proses administrasinya. Hal ini bukan berarti dia berhukum kepada negara itu dan telah menduakan ALLAH dalam rasa cintanya. Bagaimana pun setiap muslim yang berada di setiap wilayah administratif hukum suatu negara tetap perlu mengikuti prosedur hukum di negara tempat dia tinggal, tentu saja tanpa perlu menanggalkan identitasnya sebagai muslim.
Identitas sebagai seorang warga negara tidak bisa lepas dari diri seorang muslim. Di mana pun dia tinggal. Seorang muslim yang tinggal di Arab Saudi tentu memiliki identitas sebagai warga negara Arab saudi, selain identitasnya sebagai seorang muslim tentunya. Seorang muslim yang tinggal dan terlahir sebagai warga negara Jerman memiliki identitas sebagai warga negara Jerman tentunya, selain identitasnya sebagai seorang muslim.
Jadi, jika seorang muslim berusaha menunjukkan identitasnya sebagai seorang warga negara yang berada di suatu wilayah negara, tentu ini perlu dipahami sebagai usaha dia dalam kapasitas warga negara.
Dan, menurut ana upaya ini yang sedang dilakukan PKS, yaitu berusaha menunjukkan identitasnya sebagai muslim dan juga tetap menunjukkan identitas sebagai warga negara yang menetap di sebuah wilayah suatu negara.
Ada seorang warga negara yang tidak punya KTP dan menganggap tidak perlu memiliki KTP. Baginya menunjukkan identitas sebagai muslim sudah cukup buatnya. Dia merasa cukup dengan identitasnya sebagai muslim dan tidak merasa perlu menunjukkan identitas sebagai warga negara.
Pada suatu hari, orang tersebut ditangkap polisi. Dia ditanyakan oleh polisi identitasnya berupa KTP. Tentu saja orang ini tidak bisa menunjukkan KTP-nya karena memang dia tidak punya. Namun demikian, dia tetap berusaha menunjukkan bahwa dia adalah seorang muslim. Polisi tidak bisa menerimanya dan tetap berusaha meyakinkan orang itu untuk tetap menunjukkan identitas warga negaranya. Orang itu juga tetap tidak mau menunjukkan identitas kewarganegaraannya sambil tetap keukeuh menunjukkan jati dirinya sebagai muslim.
Karena orang ini tidak mau menunjukkan kewarganegaraannya, polisi kemudian menyuruhnya untuk pindah saja ke negara Islam yang lain. Polisi beralasan karena orang itu tidak diakui sebagai warga negara ini dan tidak mau menunjukkan identitas kewarganegaraannya. Orang ini jadi bingung, mana mungkin saya pindah ke negara lain. Belum tentu dia diterima di negara lain itu walaupun dia pindah ke negara Islam dan dia mengaku sebagai muslim.
Ini cuma gambaran sederhana bagaimana seorang muslim tetap harus menunjukkan identitas kewarganegaraannya dengan berusaha mengikuti setiap prosedur dan proses administrasinya. Hal ini bukan berarti dia berhukum kepada negara itu dan telah menduakan ALLAH dalam rasa cintanya. Bagaimana pun setiap muslim yang berada di setiap wilayah administratif hukum suatu negara tetap perlu mengikuti prosedur hukum di negara tempat dia tinggal, tentu saja tanpa perlu menanggalkan identitasnya sebagai muslim.
Identitas sebagai seorang warga negara tidak bisa lepas dari diri seorang muslim. Di mana pun dia tinggal. Seorang muslim yang tinggal di Arab Saudi tentu memiliki identitas sebagai warga negara Arab saudi, selain identitasnya sebagai seorang muslim tentunya. Seorang muslim yang tinggal dan terlahir sebagai warga negara Jerman memiliki identitas sebagai warga negara Jerman tentunya, selain identitasnya sebagai seorang muslim.
Jadi, jika seorang muslim berusaha menunjukkan identitasnya sebagai seorang warga negara yang berada di suatu wilayah negara, tentu ini perlu dipahami sebagai usaha dia dalam kapasitas warga negara.
Dan, menurut ana upaya ini yang sedang dilakukan PKS, yaitu berusaha menunjukkan identitasnya sebagai muslim dan juga tetap menunjukkan identitas sebagai warga negara yang menetap di sebuah wilayah suatu negara.
Subscribe to:
Posts (Atom)