02 January 2011

Cerdas dalam Membaca Informasi

Informasi dapat begitu mudah kita dapatkan. Informasi bisa diperoleh melalui koran, majalah, buku, papan pengumuman, televisi, papan reklame di pinggir jalan, pengumuman dan siaran radio, dan informasi di situs-situs internet. Informasi itu dapat berupa berita dan iklan. Berita mencoba memberikan informasi berupa keadaan atau kejadian yang sudah atau sedang terjadi. Adapun iklan berisi informasi yang berusaha menarik minat atau mengajak kepada suatu produk tertentu.

Terkadang informasi ditampilkan secara aktual dan apa adanya untuk mengabarkan suatu peristiwa supaya diketahui oleh orang banyak. Ada juga informasi yang ditampilkan secara tersirat. Ada informasi lain yang terkandung di balik berita atau pengumuman yang ada. Demikian juga dengan iklan, yang terkadang digambarkan tidak secara langsung tetapi ada makna yang tersirat di baliknya. Saat ini, membaca dan memahami sesuatu informasi tertentu harus dilakukan dengan cerdas. Cerdas untuk dapat mengetahui makna lain yang tersirat di balik informasi yang disampaikan.

Terkadang sebuah berita disampaikan dengan membawa satu kepentingan tersembunyi. Berita itu secara apik dikemas dan ditambah dengan penyamaran informasi untuk menutupi kepentingan di baliknya. Untuk membaca informasi semacam inilah yang perlu dilakukan dengan cerdas. Begitu juga dengan iklan, terkadang ada informasi lain yang ditampilkan dengan kecil dan kurang nampak. sehingga terkesan menutupi keadaan yang ada dan dengan mudah dicap menyesatkan. Padahal kesan ini hanya timbul dari cara membaca yang kurang teliti dan cermat.

Istilah membaca informasi pun mesti dipahami dengan lebih luas, tidak hanya membaca kalimat atau kata dalam tulisan. Karena informasi tidak hanya didapat berupa tulisan saja, banyak informasi juga didapat secara audiovisual atau juga berupa gambar, tabel, dan diagram (grafik). Membaca harus dipahami dengan mencoba menggali keseluruhan informasi secara utuh dengan teliti baik yang tampak maupun yang tersirat di baliknya.

Ketika membaca berita yang disampaikan melalui sebuah stasiun TV tertentu, terkadang kita perlu melihat apa dan siapa yang ada di balik berita itu. Karena bisa jadi ada kepentingan tertentu yang bisa saja mendistorsi informasi tersebut. Misalnya, berita tentang kejadian lumpur lapindo bisa saja disampaikan dengan membawa kepentingan dari pihak tertentu secara halus dan terselubung. Juga berita-berita yang lain dalam semua bidang mencakup politik, olahraga, dan bahkan dalam bidang iptek.

terkadang informasi juga dibawakan dengan maksud untuk mendiskreditkan salah satu pihak atau golongan tertentu. Dalam politik dimana persaingan begitu kuat dan ketat, salah satu pihak dapat mendiskreditkan pihak lain sebagai lawan politiknya secara terselubung melalui informasi yang menyesatkan. Hal semacam ini sering disebut black campaign atau kampanye hitam yang berupaya menjatuhkan pihak lawan melalui informasi yang menjatuhkan secara halus dan terselubung (hidden).

Dalam bentuk lain dan dengan cara yang lebih mudah ditebak, iklan pun dapat ditampilkan dengan mengandung informasi terselubung. Meski data yang ditampilkan benar dan nyata, namun terkadang digunakan secara berlebihan dan tidak pada tempatnya. Ini mungkin masih bisa ditolerir mengingat iklan memang berusaha menarik perhatian secara mencolok. Dan, justru strategi semacam ini terkadang efektif dalam menarik perhatian konsumen.

Sebagai contoh, iklan televisi dari simpati dan kartu as yang secara tidak langsung menyindir operator lain sebagai pesaingnya. Kata-kata Sule dalam iklan kartu as, "saya ngga mau diboongin sama anak kecil" tentu dengan mudah bisa ditebak kepada siapa ditujukan. Ini bisa jadi contoh black campaign terhadap pesaing.

Iklan lain yang memerlukan kecerdasan dalam membacanya adalah iklan terbaru dari RCTI yang mengatakan 93% pemirsa TV Indonesia nonton RCTI. Judul dengan ukuran besar dan mencolok ini ditandai dengan sebuah tanda bintang yang merujuk ke sebuah catatan kaki dengan ukuran sangat kecil di bawah iklan. Ternyata angka 93% adalah hasil survei penonton saat siaran langsung final AFF cup. Tentu saja saat itu sebagian besar pemirsa sedang nonton RCTI yang menyiarkannya. Dan didapatlah angka 93% itu dan digunakan sebagai head iklan. Jika tidak teliti tentu kita akan menganggap bahwa secara umum jumlah pemirsa RCTI mencakup 93%, padahal tidak demikian.

Kejelian dan kecerdasan membaca informasi sangat diperlukan saat ini. Berusaha membaca informasi secara utuh dan juga mencoba melihat di balik informasi itu bisa sedikit membantu memahami informasi dan menggalinya. dengan membaca dengan benar, memanfaatkannya dalam membuat keputusan juga bisa menjadi lebih baik. Membaca informasi secara benar dapat menentukan dibuatnya keputusan yang lebih baik. Baik keputusan dalam mendukung salah satu pihak dalam politik, maupun menentukan produk yang ingin dibeli.

Jadilah penerima informasi yang cerdas.

2 comments:

Rani Zaoldyeck said...

pandai2 memfilter informasi yg ada ya mas bay.. ^ ^

VuturistiX said...

iya bener harus pandai membaca dan mengetahui jg apa yg ada di balik informasi itu.

kalo untuk iklan, harus teliti dan detil syarat2nya dipahami dulu biar tidak terjebak (^_^)